SUKABUMI, BERITAKOTA.COM – Saat liburan Imlek lalu, berkunjung ke Kota Sukabumi, Jawa Barat. Kota yang nyaman dan sejuk. Bermalam di kota itu tak hanya bisa menikmati suasana kota yang tak terlalu sibuk tapi juga menikmati aneka kuliner yang memuaskan lidah.
Salah satu yang legendaris adalah Bubur Ayam Pengkolan Mang Adun (alm) yang posisinya pas di pengkolan atau tikungan Jl.Surya Kencana, tepatnya di seberang kantor Dinas Kesehatan, Kota Sukabumi. Bubur ayam yang kini dikelola Ibu Yani (45) dan Ibu Ihat (43). Kakak beradik yang melanjutkan usaha ayah mereka Mang Adun (alm) yang sudah berjualan di lokasi itu sejar tahun 90-an.
Posisinya karena di pengkolan atau tikungan, ada dua meja disediakan di trotoar dan deretan banku-bangku plastik. Sementara di bahu jalan, disediakan juga meja-meja kecil bagi pengunjung sehingga saat menikmati bubur, suasananya berbeda sambil melihat lalu lintas Jl.Surya Kencana yang juga ramai dengan kuliner lain.
“Seingat saya, sejak almarhum bapak saya meninggal 13 tahun lalu, mąką kamilah yang meneruskannya,” kata ibu Yani- dengan logat Sunda- kakak dari ibu Ihat ketika didatangi. Tersisa dua mangkuk terakhir, karena saat itu sudah pukul 9 pagi.
“Ya kami buka dari pagi, sekitar jam 5.30. Kalau jam segini sudah habis. Ini untung masih dapet bubur yang terakhir,” timpal ibu Ihat.
Kakak beradik itu kemudian bercerita, sudah banyak artis-artis yang datang makan bubur mereka. “Waktu itu ada Desy Ratnasari, Gita KDI, Melki Bajaj aja pernah buat konten bubur ini,” ujar ibu Ihat lagi sambil menghitung uang yang didapat pagi itu.
Menikmati bubur ayam pengkolan memang memuaskan lidah. Bubur ayam dengan racıkan kaldu ayam, ayam suwir, bambu-bumbu hingga sambalnya, nampaknya seperti bubur ayam pada umumnya. Namun, saat dinikmati memang berbeda, raos pisan. Tak heran, menurut bu Yani, sehari bisa 10 liter di hari biasa dan 20 liter beras di akhir pekan.
“Kadang kalau hari biasa, ya banyak yang antri juga. Tapi kalau liburan kayak gini, ya pada banyak yang nggak kebagian. Tadi kan liat sendiri, banyak yang datang tapi sudah habis,” uyar ibu Yani.
Dengan harga yang relatif terjangkau, bubur ayam pengkolan ini menjadi incaran penikmati kuliner di kota itu backan juga turis lokal dari luar kota. Bahkan jika mencari bubur pengkkolan Sukabumi di pencarian internet, maka sederet informasi muncul menandakan bahwa kuliner ini terkenal.
Pagi itu, meski Kota Sukabumi dihiasi hujan rintik-rintik, menikmati bubur ayam panas sangat pas. Ditambah teh hangat. Dan tak terasa, satu mangkuk bubur ayam pengkolan ludes.(phil)