JAKARTA, BERITAKOTA.COM – Direktur PT. St. Morita Farma Maruap Siahaan mengatakan, Andaliman dikenal dengan khasiatnya yang beragam, antara lain Antioksidan dapat membantu melawan radikal bebas dan penuaan dini,dan menjadikannya bahan yang ideal untuk perawatan kulit.
Khasiat lainnya, Antibakterial adalah efektif melawan bakteri yang dapat menyebabkan masalah kulit seperti jerawat dan infeksi kulit.
“Antiscabies juga berfungsi sebagai pengobatan alami untuk mengatasi scabies, sebuah infeksi kulit yang disebabkan oleh tungau,”ujar Maruap, di Kantor Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Jakarta, Ruang JIRAP lantai 3, Gedung B.J Habibie, JL. M.H Thamrin No.8, Jakarta Pusat, Rabu (19/3/2025).
Kolobrasi PT. St. Morita Farma dengan BRIN, ditandatangani langsung Maruap dengan Deputi Bidang Pemanfaatan Riset dan Inovasi BRIN Dr R Hendrian.
Maruap mengatakan dengan berbagai manfaat tersebut, Andaliman akan menjadi bahan yang sangat berharga dalam pengembangan produk perawatan yang mendalam dan berbasis alam.
Potensi Andaliman sebagai Obat Liver cancer and Colon cancer. Andaliman juga mengandung senyawa Geranyl acetate dan Geraniol yang telah diteliti memiliki efek antikanker pada reseptor sel Colo-205 dan HepG2 dengan menginduksi apoptosis dan kerusakan DNA.
“Kanker usus besar menempati urutan kedua dalam hal mortalitas, sehingga dibutuhkan eksplorasi molekul baru yang terbukti efektif, hemat biaya, dan dengan toksisitas yang lebih rendah,”terangnya.
Dalam penelitian terakhir, lanjut alumni Jurusan Farmasi Institut Teknologi Bandung (ITB), monoterpen telah mendapat perhatian besar karena aktivitas antikankernya.
Monoterpen merupakan senyawa yang juga banyak terkandung di dalam Andaliman (limonene, citronellal, geranyl acetate, dan geraniol) sehingga bahan ini memiliki potensi besar untuk pengembangan obat baru untuk kanker usus besar dan kanker hati.
Perlu diketahui, senyawa dalam Andaliman tersebut akan dikombinasikan dengan senyawa antioksidan Curcuminoid (Curcuminoid MS) yang telah dipatenkan oleh Prof. Dr Midian Sirait dan Drs. Maruap Siahaan serta Curcuma xanthoriza (temulawak) sebagai antiinflamasi untuk meningkatkan efektivitas obat kanker tersebut.
“Andaliman Toba (Zanthoxylum tobatatum MS.) adaah nama latin yang diperkenalkan dalam literasi ilmiah terbaru. Dalam pertemuan ini PT. ST. Morita Farma memperkenalkan nama latin untuk Andaliman khas Toba dengan nama Zanthoxylum tobatatum MS,”imbuh Maruap.
Nama ini didasarkan pada penemuan di Tibet, tanaman ini dikenal dengan nama daerah Gyerma dan nama spesies Zanthoxylum tibetatum Huang. “MS.” terinspirasi dari nama Median Sirait, Moesdarsono dan Maruap Siahaan sebagai penemu dan periset Andaliman Toba.
“Usulan ini juga dibuat dalam rangka menguatkan kearifan produk-produk lokal Indonesia melalui nama-nama nomenklatur ilmiah,”tandasnya.
Kerjasama PT. St. Morita Farma dan BRIN diharapkan akan membuka jalan bagi pengembangan produk yang memadukan teknologi modern dengan potensi kekayaan alam Indonesia.
“Serta memberi dampak positif bagi industri kecantikan, kesehatan, dan farmasi di Indonesia. Produk pertama yang mengandung Andaliman akan segera diluncurkan dalam waktu dekat, memberikan konsumen pilihan perawatan yang lebih alami dan efektif,”ujarnya.
Sementara itu, Hendrian mengapresiasi atas kerja sama tersebut. Ia mengatakan ada beberapa skema yang ditawarkan BRIN kepada mitra industri. Bentuknya penelitian bersama (joint research) yang bisa dilakukan sejak awal penelitian hingga pengembangan penelitian, termasuk dalam menjajaki peluang-peluang pengembangan bahan obat, kosmetik, dan lain-lain.
”Saya sangat optimistis banyak pusat riset akan bergabung,” ujar Hendrian yang menawarkan sejumlah skema kerja sama dengan pihak industri, termasuk kemungkinan adanya invenstasi riset.
Menurutnya, Indonesia memiliki kekayaan hayati yang sangat besar, tetapi belum dimanfaatkan optimal. Karena itu, penting pengembangan penelitian dan nilai tambah yang bermanfaat bagi Indonesia.
”BRIN bisa mainkan peran strategis dalam mendorong peningkatan nilai tambah dari hasil riset,” kata Hendrian.
Adapun kerja sama riset PT. St. Morita Farma dan BRIN
terkait tumbuhan andaliman dan senyawa turunannya, pengembangan lanjutnya dapat diarahkan sebagai obat kanker, melalui kerja sama dengan Pusat Riset Bahan Baku Obat dan Obat Tradisional, Organisasi Riset Kesehatan, di BRIN.
Selain itu, Hendrawan mengatakan, rencana kolaborasi riset untuk pengembangan bahan baku kosmetik dan kosmetik bahan alam juga akan dilakukan dengan Pusat Kimia, Oganisasi Riset Nanoteknologi dan Material. (Ralian)