Oleh Soni Dwi Agung Laksono
PEMBANGUNAN Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) di Jalan BKT Rawabebek Jakarta menggantikan yang sudah lama dan pernah terjadi problem terputusnya kabel dan terhubung antara SUTET Rawakuning dan Rawabebek. Dengan adanya proyek pembangunan SUTET kemacetan lalu lintas di ruas-ruas jalan BKT semakin parah.
Seperti yang terjadi di Jalan BKT Rawabebek dari arah Jalan Raya Bekasi menuju jalan BKT Rawabebek. Proyek yang dimulai itu dimaksud untuk membuat SUTET yang lama menjadi yang baru untuk mengatasi masalah yang terjadi sebelumnya yaitu terputusnya aliran listik (kabel SUTET yang putus).
Namun proses pengerjaan SUTET tersebut menimbulkan keluhan dari banyak warga atau masyarakat yang ingin melintas jalan BKT Rawabebek tersebut. Seperti keluhan salah satu warga yang mengatakan bahwa pembangunan SUTET di jalan BKT Rawabebek hanya menimbulkan kemacetan panjang karena ruas dan badan jalan semakin sempit dan terutama saat jam pergi dan pulan bekerja.
Banyak keluhan yang disampaikan warga setempat karena pengerjaan yang diterapkan pemerintah kurang baik. Para pekerja menggali semua bagian yang akan dibangun SUTET terlebih dahulu, namun pemasangan dilakukan secara bertahap. Itu yang mengakibatkan lalu lintas di sepanjang jalan BKT Rawabebek tampak seperti lahan parkir mobil dan motor kemacetan yang sudah menjadi hal biasa bagi warga Jakarta. Semakin dipersulit dengan sempitnya bahu jalan untuk melintas akibat galian SUTET.
Sementara itu, tanah galian hanya diletakkan begitu saja di pinggir jalan sehingga sangat berbahaya bagi pengguna jalan saat terjadinya hujan. Meski ada perbaikan sebagian jalan masih bisa digunakan yang mengakibatkan terjadinya titik kemacetan bagi pengendara yang melintas, tepatnya pada pagi hari sekitar pukul 09.00 yang mana para pengguna jalan melintasi jalan tersebut untuk beraktivitas. Banyak pengendara roda dua dan empat yang tidak tahu adanya pembangunan SUTET di depan kemudian emosi dengan membunyikan klakson sambil memarahi pengendara yang tak kunjung maju.
Menurut kesaksian warga setempat kemacetan terjadi karena pembangunan yang mengambil sebagian ruas dan bahu jalan, sehingga jalan menjadi satu jalur yang seharusnya dua arah. Hampir sebagian kendaraan besar seperti truk, bus, dan kendaraan lainnya yang menggunakan akses jalan tersebut harus bergantian untuk melintasi dalam masa pembangunan SUTET tersebut.
Ketika pembangunan berlangsung tidak adanya pihak pengamanan atau pengawasan dari pihak berwajib yang beroperasi untuk mengatur lalu lintas, khususnya di waktu jam kerja, setiap pagi dan sore yang mengakibatkan kemacetan panjang hingga 1km dikarenakan dua arah yang menjadi satu arah yang berlawanan. Seharusnya pihak yang berwajib mempersiapkan jalur atau akses jalan untuk pengalihan jalan bagi para pengguna jalan untuk mengurangi kemacetan yang parah akibat pembangunan Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET). (Penulis adalah Mahasiswa Unisma Bekasi)