Lawan Wabah Covid-19 dan Virus Radikalisme, Kuncinya Solidaritas Antar Sesama
Jakarta – Bangsa Indonesia dan seluruh umat manusia di seluruh dunia tengah menghadapi wabah Covid-19 yang terus menebarkan teror kematian. Selama hampir dua tahun ini, virus corona telah menjadi momok menakutkan.
Kondisi ini membuat bangsa Indonesia semakin prihatin, karena virus corona ini hadir bersamaan dengan virus radikalisme yang juga terus merongrong persatuan dan keutuhan NKRI.
Dua virus mematikan inilah yang kini harus bersama-sama dihadapi secara masif. Untuk melawan virus corona dan virus radikalisme ini, kuncinya adalah solidaritas di antara sesama untuk saling membantu dan saling mengingatkan satu sama lain.
“Wabah virus radikalisme dan terorisme tidak kalah berbahayanya dengan Covid-19 dan kunci untuk mengalahkannya adalah solidaritas diantara diantara sesama,” ujar pendakwah millenial Habib Husein Ja’far Al Hadar, S.Fil.I., M.Ag di Jakarta, Jumat (16/7/2021).
Habib Ja’far menilai di tengah wabah Covid-19 seperti saat ini, justru gerakan-gerakan terorisme secara sunyi dan senyap bisa melakukan koordinasi atau bahkan ancaman ancaman yang serius. Karena itu semua harus tetap waspada dengan terus melakukan berbagai upaya-upaya kontra terhadap radikalisme dan terorisme.
Menurutnya, tindakan yang harus dilakukan adalah dengan menggalang solidaritas untuk menghadapi teror wabah virus Covid-19, virus radikalisme dan ekstrimisme. Hal itu bisa dilakukan dengan berbagai cara.
“Salah satunya memapar balik mereka dengan konten-konten yang anti pada radikalisme dan terorisme ataupun ekstrimisme melalui konten-konten toleransi, konten-konten perdamaian dan lain sebagainya,” tutur Habib Ja’far.
Ia mengungkapkan pada dasarnya manusia itu diciptakan dengan penuh cinta. Masyarakat pun harus terus diberikan pemahaman melalui konten toleran, melalui kegiatan sehari-hari.
Selain itu, ia menyebut semua pihak harus bersama-samaa menyebarkan dan memenuhi konten-konten toleransi . Tidak harus yang ribet, tidak harus pakai yang HP yang canggih. Karena menurutnya, kalau kita bicara vaksinnya, maka itu adalah metode penyebarannya, ibarat vaksin Covid-19 ini adalah suntikannya, yang mana isi dari suntikan tersebut adalah ideologi yang moderat.
“Oleh karena itu vaksinnya adalah vaksin ideologi tentang persatuan, perdamaian, toleransi, cinta kasih dan lain sebagainya. Itu yang seharusnya disuntikkan,” jelas Habib Ja’far.
Selain itu, Habib Ja’far mengungkapkan bahwa sebetulnya para pemuka agama, pemerintah serta organisasi keagamaan dapat turut serta melakukan vaksinasi terhadap virus radikalisme ini. Karena mereka memiliki semua infrastruktur sampai tingkat yang paling bawah. Ia mencontohkan NU, Muhammadiyah ataupun Rabithah Alawiyah yang memiliki cabang sampai ranting, minimal sampai tingkat Kabupaten/Kota.
“Gunakan semua infrastruktur yang ada itu untuk kemudian menyebarkan nilai-nilai ideologi yang pro-NKRI, yang pro kepada keberagamaan yang moderat dan cinta damai,” pungkasnya. (BK/Man)