BANDUNG – Virus corona merajalela, tabung oksigen –salah satu toolkit, untuk mengantisipasi gejala sesak nafas, menipis. Padahal, keberadaannya dibutuhkan untuk pertolongan pertama bagi pasien yang memiliki penyakit bawaan.
Di Agen Refill Oksigen Restu Fadhil Gas Jl AH Nasution, Arcamanik, Kota Bandung, tabung oksigen masih tersedia, tetapi stock terbatas. Barang diambil dari luar kota Bandung.
Sementara di Apotek 24 K Jl Sukamanah, Sarijadi. Tabung oksigen sudah kosong sejak dua minggu lalu, dan belum diketahui sampai kapan stock akan tiba kembali.
Selasa 29 Juni 2021 siang saat POSKOTAJABAR datang Jl AH Nasution, terlihat ada satu mobil pickup datang bawa belasan tabung ukuran besar.
Oleh pekerjanya, tabung-tabung ukuran besar itu langsung dibawa masuk ke dalam ruang penyimpanan.
Walau sudah melihat mobil datang membawa tabung, tetapi sekitar 30 calon pembeli yang antre disamping tabung oksigennya masing-masing, masih terlihat cepas.
Apa gerangan, calon pembeli was-was, tabung-tabung ukuran besar yang baru datang habis, sebelum tabung oksigen yang mereka bawa terisi.
“Saya sudah cari tabung, di beberapa agen, tetapi baru disini saya dapat, itu makanya saya was-was,” ungkap pria berwajah oriental yang enggan disebutkan namanya.
Ibu Iyan, agen refill oksigen mengatakan permintaan saat ini, memang tinggi. Sejak kios di buka –Selasa pukul 08.00 WIB, sudah ratusan orang yang isi ulang tabung oksigen. Jumlah pembeli itu diketahu dari tumpukan kwitansi yang ada di tangannya.
“Permintaan naik 40-50 persen ketimbang Sebelumnya. Kemarin saja kita tutup hingga jam setengah dua belas malam karena masih ada masyarakat yang memesan oksigen. Harus diakui kalau beberapa hari kebelakang ini permintaannya melonjak,” ujarnya.
Menurut Ibu Iyan, antrean isi ulang tabung oksigen ini terjadi karena permintaan publik tidak sebanding dengan ketersediaan. Disamping itu, ada juga beberapa pabrik yang mulai menghentikan pengiriman untuk para agen karena memprioritaskan permintaan dari Rumah Sakit.
“Refill yang kita dapat saat ini diambil dari luar Bandung. Saat ini kita juga masih menunggu kiriman, tiga mobil lagi. Lokasi ambilnya saya tidak tahu, yang tahu suami saya. Dia sedang diperjalanan menuju Bandung,” katanya.
Soal harga, Ibu Iyan juga mengatakan ada kenaikan, karena tempat ambilnya juga berubah.
“Harga penjualan dari kita, naik 33 persen,” katanya.
Yang ukuran 0,5 sampai 1 meter kubik, dari semula Rp30 ribu naik menjadi Rp40 ribu. Yang ukuran 1,5 meter kubik naik dari Rp50 ribu naik menjadi Rp60 ribu. Yang ukuran 2 meter kubik naik dari Rp60 ribu menjadi Rp70 ribu.
“Yang tidak naik, yang ukuran 6 meter kubik, harganya masih tetap Rp100 ribu,” tambahnya.
Agar kebutuhan masyarakat yang tengah melakukan isolasi mandiri tetap tercukupi, agen refill Ibu Iyan, tidak melayani pembeli yang berasal dari rumah sakit.
“Karena sudah banyak agen yang melayani rumah sakit, maka kita disini khusus bantu masyarakat. Jadi kita tidak melayani permintaan pembelian refill dari rumah sakit,” ungkapnya.
Walau demikian, tetap saja ada pihak rumah sakit yang melakukan pemesanan.
“Tadi pagi sudah ada dua rumah sakit yang menelepon. Meminta mengirimkan tabung oksigen. Saya enggak mau sebut rumah sakit mana ya. Dan, kita pun tidak bisa penuhi permintaan tersebut, karena kita juga sekarang fokus penuhi kebutuhan publik,” terangnya.
Selain itu, Ibu Iyan tampaknya juga tidak penuhi permintaan publik yang mau isi ulang tabung oksigen dalam partai besar.
“Kalau pembeli pribadi, tetapi belinya dalam partai besar, juga tidak kita layani. Tadi ada, yang minta seperti itu, kita nggak mau layani, kasihan masyarakat lain yang juga membutuhkan,” pungkasnya.
Andre, asisten apoteker K24 Jl Sukamanah, Sarijadi, Kota Bandung mengatakan sudah dua minggu ini tidak bisa melayani permintaan warga akan isi ulang tabung oksigen.
“Udah kosong dua minggu, saya juga belum tahu kapan pesanan kami datang lagi. Mudah-mudahan, sih bisa cepat terisi kembali. Kasihan warga, yang membutuhkan,” terangnya.
Ditanya, dimana lagi, bisa membeli refill tabung oksigen, Andre menyarankan coba cari-cari saja ke apotek-apotik lain di sekitar Sarijadi ini.
“Nggak tahu juga, dimana yang punya stock. Coba cari-cari aja, sendiri. Mudah-mudahan, masih ada persediaannya,” pungkasnya. [st iskandar]