Danrem 052/Wijayakrama Ajak Mahasiswa Pahami 4 Pilar

Danrem 052/Wijayakrama Brigjen TNI Rano Tilaar saat memberikan kuliah umum di Untar

Loading

JAKARTA, BK
Guna memperkuat persatuan negara Indonesia dan sebagai penangkal ideologi radikal kanan dan radikal kiri, Komandan Korem (Danrem ) 052/Wijayakrama Brigjen TNI Rano Tilaar mengajak mahasiswa agar memahami empat pilar kebangsaan.
Ajakan tersebut diutarakan Danrem saat memberikan kuliah umum kepada mahasiswa baru Universitas Tarumanegara di Jakarta, Jumat (12/8/2022). Hadir dalam kesempatan itu, Dandim 0503/JB Kolonel Kav. I Made Maha Yudhiksa, Kasdim 0503/JB Letkol Inf Dwi Tamtomo, Rektor Prof. Dr. Ir. Agustinus Purna Irawan serta civitas akademika Universitas Tarumanegara.
Di hadapan ratusan mahasiswa, jenderal bintang satu dari Pasukan Khusus (Kopassus) ini menyampaikan tentang sejarah kemerdekaan bangsa Indonesia secara singkat. Hal itu menurutnya dikemukakan, sebagai wawasan guna mengingatkan tentang sejarah terbentuknya suatu bangsa yang di kemudian hari bernama Bangsa Indonesia.
Namun ketika para Founding Fathers akan menentukan ideologi bangsa sebagai konstruksi awal pembangunan bangsa ini, ternyata mereka itu justru menjadi terpetak-petak karena memiliki beberapa pemahaman yang masih dipengaruhi kepentingan sektarian.
Sebagaimana siaran pers yang diterima Penerangan Korem 052/Wijayakrama, di akhir pemaparan materinya, Rano Tilaar berharap, melalui penyelenggaraan kegiatan ini diharapkan agar para peserta khususnya para mahasiswa/mahasiswi sebagai generasi penerus bangsa bisa meningkatkan dan memiliki tekad serta sikap dan perilaku dalam menjunjung tinggi nilai-nilai yang terkandung dalam idelogi bBangsa Indonesia yang sering disebut dengan istilah 4 Pilar Kebangsaan. Yakni, UUD 1945, Pancasila, Bhineka Tunggal Ika dan Negara Kesatuan Republik Indonesia dari Sabang sampai Merauke, harga mati.
Kepada mahasiswa dan mahasiswi, Danrem berpesan agar mereka senantiasa mengembangkan semangat persaudaraan. Hal mana mana menurutnya, definisi ‘persaudaraan’ tersebut adalah “Senantiasa memperbesar persamaan, namun justru harus memperkecil ada perbedaan”. (aga/BK)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *