Ogan Ilir – SUATU waktu aku pernah diajak KH Ishak Djakfar, seorang guru agama Islam dan ulama di Desa Nagasari (Buluelok) Kecamatan Muarakuang, Kabupaten Ogan Ilir (OI) Sumsel, meninjau Madrasah Diniyah yang dipimpinnya. Di bangunan yg sudah tua dan sederhana itu, sang Kiai menceritakan suka duka dan keprihatinan mengelola dan mengurus madrasah tersebut.
Mulai dari gedung, fasilitas kursi bangku, hingga honor tenaga pengajar yang harus dilakukan secara swadaya atau mengharap bantuan para dermawan. Kondisi seperti ini hampir dialami semua Madrasah Diniyah di OI. Kalau begini terus maka diperkirakan perlahan tapi pasti, sebagian besar Madrasah Diniyah akan tutup, katanya waktu itu. Padahal Madrasah Diniyah sangat berperan dlm membekali anak-anak usia SD mengenai ilmu Agama. Biasanya Madrasah Diniyah ini diperuntukkan bagi anak usia SD mulai kelas 3 sampai kelas 6. Saat itu disaat anak tamat SD, juga akan tamat Madrasah Diniyah. Sehingga saat masuk SMP, mereka sudah memiliki bekal pendidikan Agama Islam yg cukup. Sebab di Madrasah Diniyah, anak-anak sudah belajar tentang Nahu, Sorof, Fiqih dan lain-lain.
Keprihatinan Kiai Ishak yg cukup dikenal di wilayah Kecamatan Muarakuang ini, kemudian aku bawa dalam rapat di DPRD OI. Bersama Komisi 4 bidang Kesra, Kabag Kesra, Kadin Diknas, Asisten III, dan Kemenag, masalah kondisi Madrasah Diniyah ini, kami bahas. Waktu itu kami bersepakat perlu menjaga agar Madrasah Diniyah jangan sampai mati/bubar, dan juga akan memproyeksikan Diniyah Percontohan pada setiap kecamatan. Sebagai leading sectornya diserahkan kepada kantor Kemenag, karena Madrasah Diniyah memang dibawah naungan/binaan instansi vertikal tersebut. Karena itu cerita selanjutnya saya tidak termonitor lagi, seiring selesainya tugas saya di DPRD OI.
Dan Sabtu (24/7/2021) sekitar pukul 03.25 dini hari, KH Ishak Djakfar, yang saya panggil Yek Hak/Yek Ishak (beliau adiknya nenek istri saya Hj Maryani), telah berpulang ke Rahmatullah. Alm meninggal di kediaman putra sulungnya Drs M Yamin di Palembang, karena sakit tua. Usianya sekitar 80 tahun. Ki Ishak Djakfar dimakamkan di dekat makam istrinya, di TPU Desa Nagasari, Muarakuang, OI. Memang alm meninggal dalam usia tergolong tua, tapi kematian seorang ulama tetap mengundang kesedihan yang mendalam, tidak hanya bagi keluarga/sanak family, tapi juga bagi masyarakat.
Mohon dimaafkan atas salah dan khilaf alm, dan smg alm mendapat tempat bersama org2 yg mulia disisi Allah SWT. Aamiin (BK/djoe/iklim cahya)