MENTAWAI, BERITAKOTA.COM – Sebanyak 343 peserta gereja dari berbagai daerah melaksanakan Sidang Majelis Pekerja Lengkap (MPL) Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI), Tuapejat, Mentawai, Sumatera Bara dari 26-29 Januari 2024 menghasilkan pesan dari Sidang MPL PGI.
Salah satu pesan dalam Sidang MPL PGI adalah pikiran pokok “Spiritualitas Keugaharian: Membangun Kehidupan yang Demokratis dan Berkeadilan Serta Politik yang Bermoral dan Beretika”.
Sidang MPL PGI dimpimpin Ketua Sidang MPL, diantaranya Pdt. Binsar Parlindungan Sababalat, S.Th (GKPM), Pdt. Elifas Tomix Maspaitella (GPM), Pdt. Hizkia Rollo, S.Th, M.Th (PGIW Papua), Pdt. Fitria Rambu Sabatti (GKS),Pdt. Eunike Trikayasuddhi, S.Si (GKJ), dan Sekretaris Persidangan Pdt. Jacklevyn F. Manuputty (Sekum PGI).
Hasil Sidang MPL PGI, yang dikutip dari surat resmi PGI, Jumat (2/2/2024), terkait spiritualitas ugahari, sesi-sesi belajar di persidangan menekankan pentingnya pengendalian diri semua anak bangsa.
Dalam Sidang ini PGI belajar bahwa peran gereja untuk pengendalian diri itu dapat dilakukan melalui pendidikan prarasional dalam bentuk kesenian dan olahraga yang membentuk karakter anak.
Hal ini penting untuk menanggapi dan mentransformasi masalah-masalah dalam keluarga, seperti pengaruh negatif teknologi digital, kesehatan mental, kekerasan terhadap perempuan dan anak, tingginya angka bunuh diri, kecenderungan menyakiti diri di kalangan remaja, dan kekerasan seksual yang muncul dalam percakapan di persidangan.
Khususnya dalam momen politik elektoral yang sedang berlangsung di negeri ini, persidangan prihatin terhadap gejala kesuraman demokrasi tanah air, terutama terkait makin hilangnya etika politik para penyelenggara negara.
Demi penguatan kualitas demokrasi, semua penyelenggara negara, termasuk presiden, harus netral dalam Pemilu. Para penyelenggara negara tidak boleh berpihak pada salah satu pasangan calon, melainkan harus tunduk terhadap konstitusi dan menjaga nilai-nilai etis-moral bangsa yang melampaui sekedar kepatuhan pada hukum, demi keutuhan dan kelangsungan kesatuan bangsa.
Untuk itu Sidang juga menyerukan kepada umat Kristiani di Indonesia untuk bekerja sama dengan berbagai unsur masyarakat sipil bangsa mengawal pelaksanaan Pemilu sehingga dapat berjalan tanpa tekanan dan kecurangan, termasuk dalam bentuk politik uang.
Umat Kristiani Indonesia turut bertanggung-jawab atas pelaksanaan Pemilu secara damai, sukacita, bebas, jujur dan adil. Lebih dari itu gereja-gereja di Indonesia perlu terlibat dalam pendidikan politik secara berkelanjutan untuk memperkuat mutu demokrasi bangsa.
Dalam ucapan syukur atas pimpinan Allah bagi persidangan MPL ini, PGI memohon dukungan doa segenap umat Kristiani Indonesia bagi persiapan Sidang Raya XVIII PGI yang akan berlangsung pada November 2024 di Toraja, Provinsi Sulawesi Selatan.
Terima kasih atas kebersamaan gereja-gereja di Indonesia dalam ziarah Kerajaan Allah untuk keadilan, rekonsiliasi, dan keutuhan ciptaan. Atas perhatian saudara sekalian, PGI ucapkan terima kasih. (Ralian)