Utama  

Mantan Wali Kota Solo Benarkan Mobil ESEMKA Hanya Akal-akalan Jokowi, Ini Alasannya…

Loading

JAKARTA, BERITAKOTA.COM – Produksi mobiL ESEMKA dibenarkan mantan Wali Kota Solo Fransiskus Xaverius Hadi Rudyatmo adalah akal-akalan Joko Widodo untuk mendongkrak dirinya menjadi Gubernur DKI Jakarta hingga menjabat Presiden ke-7 Republik Indonesia.

“Mobil ESEMKA ini sebenarnya mobil pendidikan untuk pelatihan anak-anak SMK, namun nampaknya mobil ini harus dipompa atau diorbitkan pada 2 Januari 2011, saat pak Jokowi (Joko Widodo) dilantik menjadi wali kota, periode kedua,” kata FX Rudyatmo, pada saat bincang-bincang dengan pegiat sosial Rudy Kamri, di salah satu chanel Kanal Anak Bangsa, Jakarta, Rabu (6/12/2023).

Diakui Rudyatmo, ketika dia menjabat Wakil Wali Kota Solo mendampingi Jokowi, dia yang memarkirkan di halaman Balai Kota Solo, Jawa Tengah. Menurut Rudy, mobil ESEMKA adalah untuk mengalihkan isu Pemerintah Kota (Pemkot) Solo di bawah kepemimpinan Jokowi-Rudy yang tidak bisa bayar pajak lampu penerangan jalan.

“Pemerintah ini harus punya strategi. Ketika mobil dinas AD 1 dan AD 2, mobil nomor kendaraan Wali kota dan wakil wakil kota. Padahal kita dibully sama rakyat Solo karena tidak bisa bayar pajak sama PLN (Perusahaan Listri Negara), pajak penerangan jalan umum karena tidak dianggarkan,” ungkap Rudy.

Dari mengalihkan isu tersebut, lanjut Rudy, tidak menduga proyek ESEMKA “meledak” membetot perhatian masyarakat Jawa Tengah. Tidak tanggung-tanggung banyak yang memesan mobil ESEMKA. Bahkan, Pangdam V Brawijaya Mayor Jenderal Gatot Nurmantyo ketika itu juga memesan mobil ESEMKA.

“Bahkan Kapolda, Kapolres dan pejabat lainnya juga ikut memesan ESEMKA. Tapi keburu beliau “lari” (mau mencalonkan diri) menjadi gubernur dan itu pun prosesnya lumayan unik juga,” tutur Rudy.

Diakui Rudy, apa yang dikatakan mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla bahwa mobil EMSEKA tidak pernah diproduksi selama ini, dan hanya rekayasa Jokowi untuk menaikan popularitasnya tidak dinafikan Rudy.

“Bila pak JK mengatakan bohong-bohongan memang mobil itu memang untuk pelatihan dan pendidikan di ESEMKA. Gak ada diproduksi. Ya apa karena pencitraan atau bagaimana. Gak habis pikir sampai ke arah itu. Ya, kena prank,” tukas Rudy.

Lebih lanjut, Rudy mengatakan pernah mengingatkan Presiden Jokowi yang ingin kerjasama dengan Proton, mobil produksi dari Malaysia.

“Pak presiden Jokowi lupa. Kita ini pernah membangun kerjasama dengan Jerman dan Korea belum terealisasi. Dulu tahun 1992, sudah ada mobil nasional. Jadi gak boleh membangun mobil nasional, makanya kita membangun mobil rakyat, ESEMKA,” terang Ketua DPC PDIP Solo itu.

Dia mengatakan, mobil ESEMKA akan dibuat pick-up dengan harga Rp77 juta untuk pera petani di Solo. Namun, sayangnya tidak ada tindak lanjutnya hingga kini.

Lebih lanjut, Rudy mengatakan, membangun mobil ESEMKA di Boyolali, Jawa Tengah. Namun diakui Rudy, pabrik mobil tersebut tidak berproduksi.

Rudy juga mengemukakan, Jokowi di periode kedua menjabat wali kota Solo ingin berkontestasi di Pilkada DKI Jakarta. Mendengar penuturan Jokowi, Rudy sempat menanyakan mengapa tidak berkontestasi di Pilkada Jawa Tengah. “Dia jawab, kalau di Jawa Tengah APBD-nya kecil, tidak seperti di Jakarta,” imbuh Rudy.

Menurutnya, mendukung Jokowi mencalonkan Gubernur DKI Jakarta bukan perkara mudah. Karena suami Ketua Umum DPP PDIP Megawati, Taufik Kiemas sempat memaki-maki dirinya lantaran membawa Jokowi ke Megawati.

“Taufik Kiemas bilang, Rud kamu goblok. Ngapain si kurus kamu bawa lagi. Tanya saja pak Kian Giew. Padahal almarhum mendukung pak Foke (Fauzi Bowo-red),” ucapnya.

Rudy tidak menafikan pernyataan Jusuf Kalla bahwa proyek mobil ESEMKA adalah akal-akalan Jokowi.

Sebelumnya, mantan Wakil Presiden ke-10 dan ke-12 Jusuf Kalla tiba-tiba mengomentari hadirnya brand mobil dalam negeri yaitu ESEMKA. Ia menilai bahwa munculnya mobil fenomenal tersebut hanya bohong-bohongan saja.

“Boong-boongan aja itu,” katanya menjawab pertanyaan wartawan seperti dikutip CNBC Indonesia dalam Konferensi Pers Economix di FISIP UI, Senin (27/11/2023).

Menurut JK, Indonesia harusnya punya potensi untuk memproduksi mobil buatan dalam negeri dengan mengambil ilmu serta teknologi otomotif dari negara lain. Namun harus dilakukan secara benar, serius atau tidak bohong.

“Mobil tuh bisa ambil teknologi luar tapi kita melaksanakannya, tapi tidak boong-boongan,” sebut JK lagi. (Ralian)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *