JAKARTA, BK
Pada era 1980-an, siapa yang tidak kenal dengan pecatur Grand Master (GM) Cerdas Barus. Selama ini saya hanya tahu sosok pecatur asal Karo ini dari berita dan cerita para pecatur baik tingkat nasional, hingga hanya tingkat rukun tetangga (RT)
Akhirnya, sembari seruput kopi duduk pria jangkung berkaos hitam di Lapo Ersada, Cawang Jakarta Timur. Salah seorang kawan memperkenalkan sosok pria jangkung. “Ini Cerdas Barus”. Sontak tidak sekedar tahu, akhirnya terjadi cas,cis,cus. Walau pun, Cerdas tuna rungu. Dengan santai sembari menenteng air mineral ukuran 1,5 liter Cerdas duduk dan ngobrol di bangku kayu yang kami duduki.
Cerdas Barus lahir di Kabanjahe, Sumatera Utara 1 Januari 1961. Karir internasionalnya dimulai pada 1983, dimulai pada 1983 sebagai anggota regu kota Medan yang ikut serta dalam Kejuaraan Kota Asia di Hongkong kemudian diikuti oleh Olimpiade Catur di Yunani setahun kemudian. Setelah Olimpiade Musim Dingin 1984, ia hampir tidak pernah absen dari even-even catur penting Indonesia sampai 2002.
Meski Cerdas Barus pecatur tuna rungu, tidak menghalangi dirinya untuk menyabet gelar Grand Master. Untuk pecatur Indonesia kategori meraih Grand Master bisa dihitung dengan jari. Selain Cerdas Barus, pecatur lainnya Utut Adianto dan Susanto Megaranto. Berdasarkan ranking Fide saat ini Cerdas Barus berada di urutan 5 dari pecatur top Indonesia.
Cerdas Barus baru mengenal catur pada usia 14 tahun. Saat itu, Satur Karo (Catur Karo) memiliki aturan yang berbeda dengan permainan catur pada umumnya, permainan catur sesungguhnya baru ia kenal pada 1978 saat pindah ke Kota Medan.
Di kota ini ia mengasah keterampilannya dengan pemain catur kelas nasional seperti David Purba dan Thomas Ginting. Cerdas Barus benar-benar berbakat karena ia mampu mengejar ketertinggalannya dengan cepat. Di 1981 ia keluar sebagai juara kedua dalam Kejuaraan catur Provinsi Sumatra Utara. Dalam keikutsertaannya yang pertama di Kejurnas, di Bandung 1982, Cerdas memperoleh gelar.
Berdasarkan berbagai sumber, tahun 2002 adalah tahun emas bagi Cerdas. Selain menjadi Juara Nasional, ia juga memenangkan Hamzah Haz Terbuka di Jakarta dan juara kedua di Turnamen Wismilak. Pada bulan November ia mencapai puncak prestasinya dalam Olimpiade Catur yang diselenggarakan di Bled, Slovenia.
Cerdas memenangkan medali emas untuk papan ketiga setelah mengumpulkan 8,5 angka dari 10 partai. Pencapaian ini juga memberi Cerdas norma GM ketiga. Norma GM pertamanya diperoleh di Bali Jeff-RCA Jakarta 1997 dan kedua di Turnamen Wismilak Surabaya 2002.
Sebelum pecatur Internasional Utut Adianto terkenal. Nama Cerdas sudah dikenal. Dengan keterbatasan dirinya tidak membuat dia pesimis, tidak heran Cerdas meraih Grand Master. Tidak semua pecatur meraih gengsi predikat Grand Master. Seruput kopi dulu. Cerdas Barus memang Legenda yang dimiliki negeri ini. Suatu kebanggaan bisa bertemu Sang Legenda, dialah Cerdas Barus. (ralian/BK)