JAKARTA, BERITAKOTA COM – Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) Republik Indonesia buka suara terkait ramainya perbincangan dugaan kebocoran data dari kartu SIM telepon Indonesia.
Kemenkominfo membantah soal dugaan kebocoran data itu, pihaknya juga telah melakukan investigasi internal. Selain itu Kemenkominfo menyebut pihaknya tak memiliki aplikasi untuk menampung data registrasi prabayar dan pascabayar.
“Berdasarkan pengamatan atas penggalan data yang disebarkan oleh akun Bjorka, dapat disimpulkan bahwa data tersebut tidak berasal dari Kementerian Kominfo,” ujar Kominfo, Kamis (1/9/2022), dikutip dari Antara.
Kemenkominfo saat ini tengah melakukan penelusuran mengenai sumber data dan hal-hal lain terkait dengan dugaan kebocoran data tersebut.
Seperti diberitakan sebelumnya, Sosial media kembali digemparkan dengan adanya kabar dugaan kebocoran data penduduk Indonesia sebanyak 1,3 miliar yang disebut data dari nomor handphone. Data nomor hp itu berisikan NIK dan nama operator.
Adanya dugaan kebocoran data itu ditemukan dijual pada forum online ‘Breached Forum’ yang diunggah oleh pengguna akun bernama Bjorka pada 31 Agustus 2022.
Akun Bjorka mengaku dirinya memiliki data 1.304.401.300 nomor ponsel pengguna di Indonesia.
Disadur dari Indozone Tech, data tersebut dijual dengan harga Rp745 juta atau sekitar USD 50.000 dan pembayaranya wajib menggunakan bitcoin atau ethereum.
Bahkan Bjorka memberikan dua juta data gratis untuk di cek kebenarnya data tersebut. Diketahui Bjorka mendapatkan data itu dari tanggal 31 Oktober 2017 hingga saat ini.
Data rahasia tersebut disimpan dalam sebuah file berukuran 18 GB (Compressed) atau 87 GB (Uncompressed). (Aip)