Utama  

Presiden ke Depan Mesti Bertindak Tidak Populis

foto: ralian

Loading

JAKARTA, BK
Pemuda Katolik berharap pemimpin ke depan memiliki kinerja seperti Presiden Joko Widodo. Terlepas siapa pun yang kelak memimpin negeri ini, setidaknya dapat menyerupai pencapaian dalam sepuluh tahun terakhir ini.

“Kalau boleh saya katakan, sejelek-jeleknya pemimpin ke depan seperti Jokowi,” kata Ketua Umum Pemuda Katolik Stefanus Asat Gusma dalam diskusi Publik Organisasi Pemuda Lintas Agama bertajuk, “Apa Legacy Jokowi” di Jakarta, Kamis kemarin.
Salah satua yang menjadi tantangan pemimpin Indonesia ke depan, apakah berani melanjutkan pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) yang telah dirintis Presiden Jokowi. “Apakah berani mengambil keputusan tidak populer, membangun Infrastruktur dan memerangi korupsi,” ujarnya.
Menurutnya, Organisasi Pemuda Lintas Agama berharap pada 2024, memiliki indikator untuk branding pemimpin nasional.
Diskusi publik ini diinisiasi organisasi lintas agama, yakni GP Ansor, DPP GAMKI, Pengurus Pusat Pemuda Katolik, Dewan Pimpinan Nasional Perhimpunan Pemuda Hindu Indonesia, Dewan Pimpinan Pusat Generasi Muda Mathla’ul Anwar, Pengurus Pusat Generasi Muda Khonghucu, Pimpunan Pusat Generasi Pemuda Islam Indonesia, dan DPP Generasi Muda Budhis.
Gusma mengakui, Indonesia sedang menuju tahapan proses pemilu legislatif, presiden dan Pemilihan kepala daerah serentak. Karena itu, Pemuda Katolik lebih melihat masalah kebangsaan yang harus dikedepankan ketimbang kepentingan golongan.
“Kita tidak berharap terjadi polarisasi dalam Pemilihan Presiden ke depan. Karena itu sangat mengganggu keutuhan kita sebagai bangsa yang majemuk,” tuturnya.
Lebih lanjut, Gusma mengatakan Presiden Jokowi adalah Presiden yang banyak kunjungan ke Indonesia Timur. “Di Indonesia Timur, pak Jokowi 15 kali kunjungan ke Papua, dan 13 kali kunjungan ke Nusa Tenggara Timur (NTT),” ujar mantan Ketua Umum PMKRI itu.
Menurut Gusma, kunjungan Presiden Jokowi ke Indonesia Timur menunjukan kepedulian dan konsep membangun Indonesia dari pinggiran menunjukan keberpihakan terhadap daerah tertinggal yang selama ini sangat diabaikan.
Sementara itu, Ketua Umum DPP GPII Masri Ikoni mengatakan, pemimpin Indonesian ke depan harus memiliki leadership seperti pak Jokowi. “Betapa beraninya pak Jokowi mengambil keputusan di tengah polarisasi politik yang tajam dan ekonomi Indonesia terpuruk akibat pandemi Covid-19, tapi tetap ingin membangun IKN,” ujarnya. (ralian/BK)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *