Surabaya, BK – Pemuda sebagai generasi yang cerdas teknologi dan memiliki kreatifitas serta inovasi yang luar biasa diharapkan mempu menjadi ujung tombak dalam upaya penanggulangan ekstremisme dan radikalisme di tengah gempuran hoax, hatespeech dan narasi radikal yang ada di dunia maya.
Oleh karenanya, Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) mengeluarkan kebijakan strategi Pentahelix yang melibatkan semua unsur masyarakat termasuk dalam hal ini para generasi muda, untuk ikut berperan dalam rangka menaggulangi ekstremisme dan terorisme
Hal tersebut disampaikan oleh Deputi I bidang Pencegahan, Perlindungan dan Deradikalisasi BNPT, Mayjen TNI Nisan Setiadi, SE, dalam sambutannya melalui siaran langsung jarak jauh pada acara Youth Peace Ambassador Workshop: Growing Tolerance through Peaceful Narratives bersama United Nations Office on Drugs and Crime (UNODC), yang berlangsung di Surabaya, Rabu (06/04/2022).
“Ini sangat pas dengan strategi BNPT untuk melibatkan komunitas generasi muda dalam upaya mengurangi ekstremisme dan tereorisme dengan membangun narasi perdamaian. Dimana BNPT dalam penanggulangan terrorisme berpijak pada kebijakan Pentahelix yang melibatkan multipihak,” ungkap Mayjen TNI Nisan Setiadi.
Lebih lanjut Deputi I BNPT mengatakan, upaya penanggulangan intoleransi, radikalisme dan terorisme harus dibangun dengan kekuatan bersama dengan konsep penanggulangan yang bersifat pentahelix. Dimana semua elemen seperti pemerintah, komunitas, akademisi, pengusaha dan media harus mampu bersinergi dan berkolaborasi.
“Dalam upaya penanggulangan terorisme di dunia membutuhkan generasi muda yang cerdas teknologi, visioner kreatif, inovatif dalam membuat konten di dunia maya, dan keberadaan Duta Damai Dunia Maya, agar dapat memberikan kontra narasi yang bisa mempengaruhi lingkungannya,” jelas alumni Akmil tahun 1988 ini.
Pasalnya, ia mengatakan bahwasanya kelompok radikal dan terorisme saat ini telah banyak memanfaatkan ruang di sosial media untuk menyebarkan dan mengkampanyekan narasi kebencian dan kekerasan serta paham transnasionalnya.
“Tujuan pelibatan anak muda ini, karena Dunia maya yang menjadi ruang tanpa batas dan tanpa control, banyak dimanfaatkan untuk konten negatif bernuansa provokatif berisi hasutan, ujaran kebencian dan hate speech, yang mana hal ini dapat menggangu persatuan bangsa,” kata mantan Komandan Pusat Kesenjataan Artileri Pertahanan Udara (Danpussenarhanud) Kodiklatad ini.
Dalam acara yang dihadiri oleh 28 perwakilan Duta Damai Dunia Maya BNPT dari 14 provinsi ini, Nisan juga menyambut baik kegiatan workshop yang akan digelar selama tiga hari kedepan. Apalagi kegiatan diisi oleh mentor serta narasumber yang kompeten dan ahli di bidangnya, untuk menambah wawasan dan persepsi tentang bahaya radikal terorisme kepada generasi muda.
“Saya kira point penting kenapa kita berkumpul, adalah untuk menyamakan persepsi, untuk saling berbagi berbagi kepekaan, kepedulian dan kewaspadaan generasi muda dimasa datang tentang bahaya pemanfaatan internet sebagai alat mempromosikan paham kekerasan,” tutur mantan Kabinda Sulawesi Selatan dan Gorontalo ini.
Terakhir, ia berharap dari workshop ini, para duta damai dapat mengambil ilmu yang bermanfaat untuk diimplementasikan sebagai aksi nyata dan mendorong partisipasi pemuda khususnya duta damai dalam isu perdamaian.
“Melalui workshop ini, saya berharap para Duta Damai dapat memanfaatkan pengetahuan, teknik dan strategi yang disampaiakan oleh narasumber, agar diimplementasikan dalam bentuk kerja dan karya nyata. Ini kegiatan yang penting dan stretaegis bagi generasi muda dalam berpartisipasi di isu perdamaian,” katanya mengakhiri.
Selama tiga hari kedepan, para perwakilan Duta Damai Dunia Maya BNPT dari 14 Provinsi ini akan dibekali pengetahuan agar mampu menghasilkan narasi-narasi alternatif yang dapat mengkonfrontasi dan melemahkan pesan terorisme dan ekstremisme kekerasan, melalui pesan-pesan damai.
Dengan dialog bersama para pakar baik dari tingkat nasional dan internasional ini diharapkan akan meningkatkan kapasitas Duta Damai Dunia Maya BNPT yang selama ini menjadi binaan Pusat Media Damai (PMD) BNPT.
Para narasumber yang akan memberikan materi yakni Mr. David Izadifar (UNODC Regional Coordinator for Terrorism Prevention), Mr. Marco Venier (UNODC Indonesia Programme Coordinator for Terrorism Prevention) dan Marvin Sulistio (MetroTV News Anchor, Social Media Influencer). Tampak hadir pula mengikuti kegiatan tersebut Kasubdit Kontra Propaganda BNPT, Kolonel Pas. Drs. Sujatmiko bersama staf PMD BNPT. BK/Man