Serang, BK – Baru baru ini masyarakat kembali dihebohkan dengan seorang oknum Aparatur Sipil Negara (ASN) di Tangerang dan seorang oknum dokter yang terlibat dalam jaringan terorisme. Masyarakat menjadi kaget dan tidak menyangka jika teman, tetangga ataupun kolega di lingkungan kerja bagian dari jaringan dan terpengaruh paham radikal terorisme. Di sinilah urgensi penguatan deteksi dini ancaman virus radikalisme.
Sekretaris Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Provinsi Banten Dr. KH. Amas Tadjudin, MM turut mengamini hal tersebut. Menurutnya, deteksi dini ancaman virus radikalisme menjadi hal yang sangat penting dan diperlukan. Apalagi telah diketahui bahwa terorisme ini bukan sekedar tindakan kekerasan, tetapi juga paham dan ideologi yang merubah sikap, perilaku dan ideologi seseorang.
“Tentunya sangat penting (deteksi dini virus radikalisme), agar secara dini segera diketahui oleh lingkungan masyarakat. Karena masyarakat adalah komponen paling utama untuk melakukan cegah tangkal sejak dini.” ujar KH. Amas Tadjudin, di Serang, Jumat (25/3/2022).
Lebih lanjut, dirinya mengatakan, deteksi dini harus dimulai dari lingkungan terkecil yaitu keluarga. Sebagaimana menurut Amas, virus radikalisme kerap masuk ke keluarga tanpa disadari, sehingga perlu meningkatkatkan kepekaan terhadap muatan radikalisme di dunia maya.
“Bagaiman caranya? Dengan memberikan pengetahuan dasar dan ciri-ciri ajaran teroris dan orang terpapar, secara jelas tegas dan tidak meragukan,” tutur Amas.
Disamping itu, Amas menekankan tidak cukup hanya memberikan pengertahuan dasar dan ciri teroris namun perlu untuk menumbuhkan kesadaran persaudaraan kebangsaan, persaudaraan keagamaan dan moderasi beragama di lingkungan keluarga.
“Kita tanamkan juga ajaran cinta tanah air bagian dari iman dan konsep ajaran islam ahlus sunnah waljamaah model Nahdlatul Ulama,” ujar Ketua Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Provinsi Banten ini.
Untuk itu dirinya mnegimbau kepada seluruh lapisan masyarakat untuk tidak ragu melaporkan jika ada seseorang di lingkungannya terindikasi atau terancam paparan virus radikalisme kepada pihak terkait yang berwenang.
“Segeralah berkoordinasi kepada aparat atau kepada tokoh agama, atau ulama kyai Nahdlatul Ulama,” jelasnya.
Pasalnya, deteksi dini radikalisme tersebut menurutnya harus menjadi tanggungjawab bersama seluruh lapisan masyarakat bukan hanya ada pemerintah semata.
“Ini tanggung jawab bersama, khususnya pemerintah daerah, aparat penegak hukum, masyarakat, FKPT, dan tokoh ormas kepemudaan serta ormas Islam,” jelas Amas.
Ia juga menyinggung terkait peran pemerintah dalam rangka membentengi masyarakat dari virus radikalisme dan dalam rangka melakukan deteksi dini. Menurutnya pemerintah tidak perlu lagi untuk ragu jika ada ASN maupun jajaran di pemerintahan yang terindikasi terpapar terorisme untuk memberikan teguran maupun langkah tegas.
“Pun demikian para tokoh tidak perlu gamang menegur dan memberikan masukan tentang pentingnya hidup moderat damai tertib dan nyaman, dan penting menjelaskan tidak ada agama islam kewajiban mendirikan negara islam,” ujarnya.
Terakhir Amas menjelaskan bagaimana upaya FKPT Banten dalam membentengi masyarakat kita dan melakukan deteksi dini.
“Kami bersosialisasi dan ikhtiar pencegahan terorisme tidak hanya melalui 5 program BNPT, melainkan melangkah lebih jauh menyatu dengan masyarakat memperkyat keyakinan kebenaran terhadap Pancasila, UUD 1945, Bhinneka Tunggal Ika dan NKRI adalah final atau selesai dan tidak perlu diperdebatkan lagi,” tandasnya. (BK/ Man)