TANGSEL, BK – Kementerian Pertanian Republik Indonesia (Kementan RI) berjanji akan menutup import sapi secara perlahan. Hal itu diungkapkan Wakil Menteri Pertanian Harvick Hasnul Qolbi disela-sela kunjungannya ke Pasar Serpong, Kota Tangsel, Rabu (2/3).
Menurut Harvick, Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah mengintruksikan Kementan RI untuk mengurangi ketergantungan import sapi dan lebih memfokuskan produksi dalam negeri. “Memang kita sedang berupaya kalau bisa kran import kita kecilkan, lalu produksi nasional kita tingkatkan. Ini bukan wacana, ini pesan Presiden karena ingin meninggalkan legacy (warisan-red) yang baik,” ujarnya.
Menurut Harvick, Kementan RI terus melakukan evaluasi dan perbaikan harga pasokan dan distribusi yang selama ini menjadi persoalan utama pada sektor produksi Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH), seperti halnya terjadi pada ketidakstabilan harga telur.
Menurutnya, harga telur di pasaran cenderung stabil berkisar Rp 22.000,00 – Rp 23.000,00 perkilonya. Namun, di sisi lain, lanjut Wakil Menteri Pertanian, keuntungan yang didapat peternak telur dan pengusaha pakan ternak sangat tipis.
“Nah, ini kita coba cari solusinya supaya berimbang. Jangan di sisi petaninya terlalu murah, di pedagangnya justru untung. Jadi harus seimbang,” jelasnya.
Menurut Harvick, kendala dalam hilirisasi pangan cukup kompleks. Bahkan, jika berbicara import, maka akan berpengaruh besar pada harga internasional.
“Secara spesifik contohnya pertanian, bahan baku importnya yaitu pupuk, harga internasionalnya sedang naik. Nah, kalau bisa ini sedang dipangkas,” tegasnya.
Wakil Menteri Pertanian mengunjungi Pasar Serpong didampingi Wali Kota Tangsel Benyamin Davnie dan Ketua DPRD Kota Tangsel Abdul Rosyid. Wamentan mengunjungi lapak pedagang sembako dan pedagang ikan. Sayangnya, dalam kunjungannya kali ini seluruh pedagang daging tak satu pun berdagang, sehingga blok lapak daging kosong.
Menyikapi hal itu Harvick mengatakan, akan melakukan komunikasi dengan perwakilan pedagang daging di Pasar Serpong. “Kita akan komunikasikan dengan paguyuban pedagang daging,” tandasnya.
Sementara, security Pasar Serpong Niun mengatakan, seluruh pedagang daging di pasar tersebut sudah dua hari kompak tidak berjualan. Menurut Niuh, seluruh pedagang daging merasa tak mau berjualan lantaran harga daging meroket tinggi. “Jadi, pada nunggu harga dulu,” tandasnya. (BK/Ghozali)