Utama  

Buaya Berkalung Ban itu Lepas dari Penderitaan

Loading

PALU, BK –;Sudah cukup lama buaya berkalung ban sepeda motor itu bersileweran di sungai Palu. Bahkan sudah sampai tahunan yang acapkali mengancam keselamatan warga setempat.

Belakangan, keberadaan buaya itu juga viral di jagat maya. Bagaimana, pemerintah setempat sempat membuat sayembara berhadiah bagi yang berhasil menangkapnya. Sampai-sampai mendatangkan ahli dari Australia, Matt wright dan Forrest Galante, tetapi selalu gagal.

Namun “petualangan” si buaya di sungai yang membelah Kota Palu itu, akhirnya berhenti di tangan Tili, warga Palu asal Sragen, Jawa Tengah. Bermodalkan nekat dan alat seadanya, Tili sekaligus menyelamatkan dan melepaskan derita buaya yang setidaknya enam tahun terjerat ban sepeda motor bekas.

Dia berhasil berhasil menangkap buaya muara Palu yang terjerat ban sepeda motor sejak 2016 itu pada Senin (7/2/22) malam di sungai Palu.

Penyelamatan bermula saat pria 36 tahun itu berhasil menangkap buaya yang sering tampak di sekitaran sungai jembatan II, Jl. I Gusti Ngurah Rai bermodalkan jerat buatannya sendiri. Penangkapan berhasil berkat umpan seekor ayam yang diberikan kepada si buaya. Tili dibantu puluhan warga akhirnya berhasil menyeret buaya menuju bibir sungai.

“Memang sejak tiga minggu terakhir saya sering buru dia (Buaya), kebetulan anaknya sama saya,” tuturnya sebagaimana dikutip Metrosulawesi.

Tili meyakini salah satu buaya yang dia pelihara adalah anak dari si buaya berkalung ban. Ban yang menjerat buaya itu akhirnya dipotong warga menggunakan gergaji besi sekira pukul 20:00 wita.

Aksi penangkapan ini membikin heboh masyarakat Kota Palu yang berjubel hadir di sekitar sungai. Setelah beberapa jam jadi tontonan warga, buaya kemudian kembali dilepaskan ke habitatnya oleh Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelematan Palu dibantu Balai Konservasi Sumber daya alam (BKSDA) daerah setempat.

Tili mengaku tak kerasan melihat binatang kesakitan. Sudah beberapa minggu ini, bermodal perahu yang terbuat batang pohon pisang dia memantau pergerakan buaya. Ia pun rela merogoh kocek hingga Rp.4 juta demi menyelamatkan sang reptil dari jeratan ban sepeda motor. Itu belum dihitung dengan puluhan ayam dan burung merpati yang belakangan digunakan sebagai umpan untuk menangkap buaya.
“Saya kasih makan terus selama satu mingu supaya dia (buaya) bisa kenal saya, biar dia ndak nakal sama saya,” ujar dia.

Kehadiran buaya terjerat ban beberapa tahun belakangan memang selalu viral di tengah masyarakat. Sejumlah media asing sempat memberitakan kehadiran buaya berkalung ban. Tak diketahui pasti kenapa buaya bisa terlilit ban. Tetapi diyakini, ban sepeda motor itu sengaja dibuang ke sungai oleh warga hingga akhirnya menjerat leher buaya.

Sebelumya, upaya penyelamatan telah dilakukan oleh sejumlah pecinta reptil. Mulai dari Muhammad Panji alias Panjie Petualang, hingga Matt Wright, pemerhati satwa asal Australia. Namun belum membuahkan hasil. Berbagai upaya dilakukan selalu gagal.

Kini buaya itu telah berhasil diselamatkan. Tili mengaku awalnya hanya dianggap main-main oleh sejumlah warga saat hendak menangkap sang buaya. Maklum saja, Panji dan Matt Wright saja tak bisa menyelamatkan buaya, apalagi sekelas Tili yang hanya bermodalkan nekat dan belas kasihan. Tapi siapa sangka, Tili membuktikan kesungguhannya menyelamatkan hewan yang dilindungi tersebut. Ban di buaya kini sudah dilepaskan. Sampah yang menjerat leher buaya itu sudah lenyap dan binatang buas itu telah kembali hidup bebas di muara sungai Palu. (aga/MS/BK)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *