Jakarta, BK – TARGET Ketua Umum PSSI Komjen Pol (Pur) Mochamad Iriawan menaikkan peringkat FIFA Indonesia, tercapai. Dua kemenangan telak Ricky Kambuaya cs atas Timor Leste (4-1, 3-0) dalam FIFAmatch Day (27 dan 30/1) di Stadion Kapten I Wayan Dipta, Gianyar, Bali, berhasil mendorong kenaikan empat tingkat dari 164 ke 160. Prestasi yang dicanangkan Iwan Bule ini menyasar dua aspek penting bagi timnas Merah Putih.
Pertama, membuka peluang lebih baik untuk undian kualifikasi Piala Asia 2023 pada 24 Februari mendatang di Kuala Lumpur. Karena Indonesia otomatis menggeser posisi Singapura (kini peringkat 161 dari 160) dari pot undian 3. Kedua, kemenangan beruntun yang sangat meyakinkan atas Timor Leste (7-1) yg mendorong naiknya peringkat Indonesia, menjadi penambah motivasi jelang perhelatan Piala AFF U-23 pada 14-26 Februari nanti di Kamboja.
Strategi berpikir Ketua Umum PSSI Mochamad Iriawan ini pada prinsipnya akan terus memperkuat optimisme, motivasi dan semangat juang timnas Garuda. Sebab untuk mencetak prestasi puncak semua tim terbaik dunia sekalipun memerlukan optimisme, motivasi dan semangat juang. Perlu dicatat, ada prestasi membanggakan timnas Garuda pada Oktober 2021 usai mengalahkan Taiwan (2-1, 3-0) pada play-off kualifikasi Piala Asia 2023 di Buriram, Thailand.
Usai kemenangan mengejutkan Evan Dimas dan kawan-kawan itu, Indonesia melesat naik 10 tingkat dari 175 ke 165. Kenaikan langsung 10 tingkat ini merupakan sejarah kenaikan tertinggi nomor tiga yang pernah dicapai satu negara sejak FIFA memberlakukan sistem peringkat pada 1993. Capaian tertinggi dicatat Jamaika (naik 21 tingkat dari 76 ke 55) dan Wales (naik 12 tingkat dari 21 ke 9) pada 6 Agustus 2015. Ketika FIFA mengumumkan peringkat terbaru pada 23 Desember 2021, Indonesia juga mencatat rekor sebagai pencetak poin terbanyak (11,13 poin) karena prestasi di Piala AFF 2021.
Memang salah-satu tugas penting seorang pemimpin adalah berpikir inovatif dan kreatif. Itulah yang dikerjakan seorang Iwan Bule sebagai pemimpin tertinggi di PSSI ditengah munculnya berbagai tantangan. Karena siapapun mengerti bahwa untuk membangun prestasi sepakbola nasional pasti membutuhkan proses. Dibutuhkan inovasi, kreatifitas, ketekunan, kesabaran, kerja keras, bahkan pengorbanan.
Sangatlah naif bila kita hanya bisa terus mempertanyakan mengapa negara sekelas Philippina yang sepakbolanya tidak lebih baik dari Indonesia tapi mampu bertengger di peringkat 128 dunia. Tanpa melakukan perjuangan yang inovatif dan kreatif guna menggapai capaian serupa.
Atau kita hanya terus meratapi mengapa Indonesia bisa terperosok ke peringkat 191 dunia pada 14 Juli 2016. Jadi sangatlah wajar jika masyarakat memberikan apresiasi atas semua inovasi, kreatifitas maupun kerja keras yang dilakukan Iwan Bule sebagai Ketua Umum PSSI. Besar atau kecil capaian adalah prestasi.
Karena apapun bentuknya, prestasi hanya bisa dicapai melalui upaya kerja keras yang inovatif dan kreatif. Mengutip komentar “king of reggae” asal Jamaika, Bob Marley, seperti dilansir FIFA The Weekly edisi 7 Agustus 2015: “Football is Freedom (Sepakbola adalah Kebebasan). Kalimat ini boleh kita maknai secara bebas dari dua aspek. Pertama, sepakbola adalah kebebasan untuk berinovasi dan berkreasi. Kedua, sepakbola adalah kebebasan untuk menebar optimisme dalam spirit kebangsaan. (Agus Liwulanga, wartawan senior dan pengamat sepakbola)