Bekasi, BK – SEJAK Natal dan Tahun Baru, bahkan hingga hari ini, Rabu (5/1/2022) harga cabai rawit madih tetap tinggi. Di Pasar Bekasi Barat mencapai Rp120.000 per kilogram. Beda dengan harga cabai keriting yang hanya Rp44.000 per kilogram.
Hal ini dikarenakan gagal panen oleh petani. Musim hujan dan hama membuat para petani kesusahan mendapatkan hasil cabai yang baik.
“Jadi menekan anggaran biaya cabai, misal mau beli cabai 1 kilogram karena harga naik jadi beli hanya 1/2 kilogram, ” ucap Bu Roto, seorang penjual gudeg yogja.
Selain harga cabai, Bu Roto mengatakan harga sembako lain juga ikut mahal. Seperti harga telur yang biasanya Rp23.000 per kilo menjadi Rp33.000 per kilonya.
“Semoga pemerintah segera mengeluarkan harga telur yang bersubsidi untuk masyarakat yang ekonominya kurang, ” ucap Iif Hanifah, seorang ibu rumah tangga.
Harga minyak sawit mentah di dunia saat ini juga sedang naik. Itu menyebabkan harga minyak goreng meningkat. Bukan hanya pembeli yang merasa resah, pedagang di pasar juga mendapatkan rugi yang cukup besar.
Para pedagang hanya bisa mengambil untung sedikit. Belum lagi jika ada pembeli yang menawarkan harga lebih murah. Dengan demikian seharusnya pembeli juga bisa memaklumi keadaan.
“Saya juga kalau belanja bawa sejuta masih kosong, karena pada mahal-mahal,” ucap Ayu seorang pedagang sayuran.
Usut demi usut kenaikan harga cabai akan berhenti di akhir Januari 2022. (BK/Pranadya Haliza)
Penulis adalah Mahasiswa IBM Bekasi