Stok Oksigen Pasar Pramuka Menipis

Loading

Jakarta, BK – PASAR Pramuka selalu ramai dikunjungi konsumen saat wabah pandemi terus-terusan melonjak. Tentunya hal ini sangat menguntungkan pedagang untuk menaikkan omset.

Pasar obat ini yang terletak di Jalan Pramuka Jakarta dan berbatasan dengan pasar burung. Tentunya pasar ini menyediakan berbagai macam-macam alat kesehatan. “Jadi saat kita beli tidak perlu repot untuk mencari ke tempat lain karena di sini sudah menyediakannya dan terjamin kualitasnya, “ ujar Rudi, pedagang, saat dihubungi, Selasa (3/1/2022).

Alat kesehatan juga banyak ragamnya, terutama yang terdapat di rumah sakit, dan semua memiliki fungsi masing-masing. Beberapa macam alat kesehatan yang ada di Pasar Pramuka seperti  reflex hammer, tongue depressor, thermometer klinik, speculum. Adapun alat-alat bedah yaitu scalpel blade/pisau operasi, suture needles/jarum jahit, dan masih banyak lainnya.

Namun untuk beberapa minggu ini sedikit mengalami penurunan barang atau alat medis lainnya seperti tabung oksigen yang sudah habis terjual diserbu warga untuk anggota keluarganya yang terpapar virus corona.

“Untuk oksigen tiga sampai empat hari terakhir ini memang sudah kosong terutama hari ini, Sabtu tuh masih ada satu dua , Minggu dan Senin itu benar-benar kosong,” lanjutnya.

Untuk hal ini pedagang melakukan pengambilan barang ke distributor lain untuk penambahan atau kekurangan yang dibutuhkan para pelanggan. Sebelumnya perusahaan oksigen lokal ini memprodusikan oksigen untuk industri 75 persen dan hanya 25 persen untuk medis.

Pedagang pun menaikan harga tabung oksigen yang sebelumnya oksigen 1000 liter berkisaran Rp 1 jutaan, kini melambung tinggi berkali lipat.

Kementerian kesehatan juga sudah berkoordinasi dengan Kementerian Perindustrian untuk mendorong produsen tabung oksigen medis agar memperbanyak produksi untuk antisipasi lonjakan Covid 19.

Dan tentunya tidak hanya oksigen yang mengalami kekurangan saat pelanggan membutuhkan, ternyata masih ada alat kesehatan lainnya mengalami penurunan salah satunya obat-obatan untuk mencegahnya penularan wabah virus 19.
Untuk kondisi saat ini obat pun menjadi permasalah karena kurangnya pasokan atau penambahan, harga obat pun ikut melonjak karena situasinya mengalami penurunan.

“Ini sudah parah. Saya amati beberapa barang, misalnya oxymeter, harganya biasa di bawah seratus ribu, kini jadi masuk ke Rp200 ribu, bahkan Rp300 ribu, ” ujar pembeli, Akhsan. (BK/Pikri Anasrullah/Mahasiswa IBM Bekasi)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *