Oleh Aqilah Najah
PANDEMI Covid-19 yang cukup panjang menyebabkan banyak permasalahan di masyarakat. Selain kondisi ekonomi yang belum membaik, masalah kedisiplinan penerapan protokol kesehatan dan lainnya, pandemi ini juga dapat menyebabkan perbedaan pendapat di antara warga pada beberapa hal keseharian.
Salah satu permasalahan yang muncul adalah tentang penutupan beberapa ruas jalan dengan memasang pagar portal, baik portal yang dapat dibuka-tutup maupun portal yang ditutup permanen. Perbedaan pendapat ini dapat menimbulkan konflik internal warga jika tidak ditangani dengan baik.
Di Perumahan Harapan Baru Regency, ada satu portal yang biasanya digunakan untuk lalu lalang kendaraan, dari Kampung Rawa Bebek ke arah BKT. Portal itu memiliki letak yang sangat strategis, persis di tengah-tengah perbatasan antara Kampung Rawa Bebek, dan Peumahan Harapan Baru Regency. Biasanya, portal tersebut dibuka sebagai salah satu akses jalan menuju arah Jakarta. Namun, semenjak pandemi Covid-19 portal itu ditutup permanen sehingga warga tidak dapat melewati jalan tersebut.
Seiring berjalannya waktu, hal itu menyebabkan perbedaan pendapat pada warga setempat. Sebagian warga mendukung penutupan portal tersebut, sementara yang lainnya menginginkan agar portal tersebut dibuka.
Warga yang mendukung pembukaan portal beralasan bahwa jarak yang ditempuh akan lebih pendek dan waktu tempuh lebih singkat. Jalan tersebut memang merupakan jalan pintas yang kerap digunakan warga. Selain itu, warga juga beralasan jika PPKM sudah mulai longgar, jadi tidak ada alasan lagi untuk menutup portal tersebut. Penutupan portal juga dapat membuat bingung jasa pengantaran online, sehingga menyebabkan mereka dapat berputar-putar mencari tujuannya.
Sementara itu, warga yang mendukung penutupan portal beralasan jika keamanan lingkungan perumahan tersebut menjadi lebih baik semenjak portal ditutup. Mereka juga beralasan bahwa pandemi Covid-19 belum berakhir, sehingga penerapan prokes lewat pembatasan jalan masih harus tetap dilakukan. Hal ini tentu saja harus dilakukan sebagai bentuk memutus rantau penyebaran covid 19.
Masalah-masalah kecil seperti ini jika tidak ditangani dengan baik dapat membuat perpecahan di antara warga. Seperti diketahui jika setiap individu memiliki karakter yang berbeda, sehingga harus dijembatani agar memiliki persepsi yang sama. Perlu kebijaksanaan dari pengurus lingkungan sekitar untuk menangani masalah ini, dan kelapangan warga setempat untuk menerima hasil musyawarah jika telah dilaksanakan. Sehingga, permasalahan kecil seperti ini tidak akan menjadi besar dan mengganggu ketentraman warga setempat. (Penulis adalah Mahasiswa IBM Bekasi)