Oleh Thalita Octaviona
GUNUNG Bromo adalah salah satu ikon wisata yang terletak di Malang, Jawa Timur. Untuk menuju lokasi tersebut terdapat empat akses melalui Kabupaten Probolinggo, Pasuruan, Lumajang, dan Malang. Pemandangan gunung Bromo yang sangat menjanjikan membuat banyak orang tertarik untuk mengunjunginya. Kawasan wisata ini tidak hanya dikunjungi oleh masyarakat Indonesia, namun ada juga beberapa pengunjung luar negeri. Salah satu objek wisata di Gunung Bromo adalah bukit Teletubbies, karena hamparan rumput hijau dan bukit-bukit yang menjulang tinggi sangat persis dengan yang ditampilkan dalam serial kartun Teletubbies. Oleh karena itu, objek ini sangat dijadikan objek utama bagi para pengunjung.
Pengalaman pertama saya ke Gunung Bromo adalah tahun 2019 bersama teman-teman satu angkatan SMA. Kami berkumpul di sekolah dan berangkat pukul 06.00 WIB dari sekolah menuju stasiun Pasar Senen menggunakan bis. Perjalanan tidak terlalu memakan waktu lama, sekitar pukul 09.00 WIB saya dan teman-teman sampai di stasiun Pasar Senen. Sesampainya di sana kami harus menunggu beberapa jam untuk menunggu pengumuman selanjutnya, kami berkumpul di lokasi yang diarahkan oleh para guru sambil dibagikan konsumsi untuk makan siang. Setelah menunggu beberapa jam, kami mengantri untuk pengecekan tiket kereta api dan menaiki gerbong masing-masing. Kereta dengan tujuan Jakarta – Malang melaju pukul 13.00 WIB, perjalanan tersebut menghabiskan waktu kurang lebih 14 jam lamanya.
Sekitar pukul 03.00 WIB kami sampai di stasiun Malang beberapa bis sudah menunggu di depan stasiun untuk mengantar kami menuju hotel. Pagi harinya kami bersiap-siap untuk kegiatan di dua kampus yang berbeda, yaitu Universitas Brawijaya dan Universitas Negeri Malang. Setelah kegiatan tersebut, kami kembali ke hotel dan mempersiapkan barang-barang untuk pindah ke hotel selanjutnya yang lokasinya tidak jauh dengan Gunung Bromo. Sampai di hotel, kami meletakkan barang-barang dan menyiapkan perlengkapan yang akan digunakan atau dibawa menuju Bromo.
Perjalanan menuju Gunung Bromo dilakukan dengan dua kali pergantian mobil, yang pertama menggunakan elf lalu selanjutnya untuk berwisata di Gunung Bromo kami menumpangi mobil Jeep yang bermuatan lima orang. Sambil menunggu Jeep yang akan kami tumpangi, saya dan teman-teman membeli teh hangat untuk menghangatkan badan. Waktu menunjukkan pukul empat pagi, langit masih gelap dan udaranya begitu dingin dan menyejukkan membuat badan semakin mengigil. Untung saja saya dan keempat teman saya menggunakan jaket tebal dan sarung tangan agar tetap hangat.
Mobil Jeep berhenti dekat kawah Gunung Bromo, untuk melanjutkan perjalanan kami harus berjalan kaki menuju puncak Gunung untuk melihat matahari terbit. Jalanan yang gelap dan berlumpur membuat kesulitan untuk mendaki, gerimis kecil turun bersamaan dengan perjalanan kami. Disela-sela perjalanan, saya dan teman-teman berbincang membicarakan hal-hal yang akan kami lakukan saat di puncak nanti. Para tour guide juga merekomendasikan beberapa spot foto yang wajib di abadikan ketika berkunjung ke Bromo.
Sesampainya di puncak Gunung Bromo, kami tidak mendapatkan kesempatan untuk melihat matahari terbit. Karena cuacanya sedang tidak mendukung, padahal sudah tidak gerimis namun awan terlihat mendung dan langit masih menunjukkan warna kelabunya. Namun hal ini tidak menyurutkan semangat kami untuk berfoto, meskipun tidak dapat melihat keindahan matahari terbit kami tetap menikmati suasana dan pemandangan Gunung Bromo dari atas puncak tersebut. Kami melanjutkan perjalanan ke objek wisata selanjutnya dengan menaiki Jeep lagi, tujuan kali ini adalah bukit Teletubbies yang sangat populer.
Foto diatas saya ambil ketika berada di depan bukit Teletubbies, meskipun cuaca mendung namun tidak menutup fakta bahwa pemandangan bukit tersebut sangat indah dan sejuk. Jika dilihat langsung, bukit ini memang sangat mirip dengan yang ada dalam kartun Teletubbies. Setelah bermain dan berfoto di bukit Teletubbies, kami beranjak ke spot selanjutnya yaitu Bukit Pasir Berbisik. Kawasan itu tidak terlalu ramai, hanya terlihat beberapa kuda yang sedang ditunggangi pengunjung dan teman-teman angkatan saya yang sedang sibuk membidik foto.
Menurut salah satu tour guide kami, bukit pasir ini lebih bagus saat cuaca panas karena bukit dan pasirnya akan terlihat berkilau saat terkena sinar matahari. Sangat disayangkan cuaca hari itu tidak mendukung perjalanan wisata kami, namun tidak apa-apa karena Bromo tetap terlihat indah dan menarik walaupun dalam keadaan mendung. Jika ada kesempatan lagi, saya pastikan akan kembali mengunjungi Gunung Bromo lagi untuk kedua kalinya. Karena pemandangannya yang sangat memanjakan mata dan saya ingin melihat matahari terbit dari puncak Gunung Bromo. (Penulis adalah Mahasiswa Unisma Bekasi)