Oleh Aldi alfriliansyah
HIBURAN tidak hanya jalan- jalan ke sebuah mall tetapi bisa dilakukan dengan cara mengunjungi wisata alam, salah satu nya yaitu Waduk Jatiluhur yang terletak di Kecamatan Jatiluhur Kabupaten Purwakarta. Jarak Waduk Jatiluhur sekitar 9 km dari pusat kota Purwakarta. Suasana tenang menyelimuti Waduk Jatiluhur dikarenakan letaknya yang lumayan jauh dari pusat kota.
Untuk sampai ke Waduk Jatiluhur saya harus menaiki kereta dari Stasiun Cikarang menuju Stasiun Purwakarta, tetapi saat itu saya tidak langsung ke Waduk Jatiluhur melainkan menuju tempat wisata lainnya yaitu taman air mancur Sri Baduga. Letaknya lumayan dekat dengan Stasiun Purwakarta tapi sayangnya taman air Sri Baduga tersebut tutup.
Lalu perjalanan tersebut dilanjut dengan menggunakan angkutan umum. Sebenarnya banyak kendaraan yang bisa dinaikin untuk ke Waduk Jatiluhur, tetapi saya memilih angkutan umum untuk menghemat biaya. Makanya dari Stasiun Purwakarta saya naik angkot 03 jurusan Simpang – Ciganea lalu setelah itu dilanjut dengan naik angkot 011 jurusan Ciganea – Jatiluhur. Pada awalnya saya tidak tahu mau naik angkot nomor dan jurusan apa saja menuju Waduk Jatiluhur, tetapi saya bertanya kepada pedagang dekat Stasiun Purwakarta. Saya saat itu membeli minuman dan makanan kecil untuk di perjalanan nanti ke Waduk Jatiluhur.
Pada saat menuju sebuah Waduk Jatiluhur jalanannya yang mulus dan memiliki suasana sunyi ditambah cuaca mendung dan gerimis hujan. Terdapat bentuk jalan yang berupa kelokan dengan yebing dan pepohonan di sisi kanan kiri jalan ditambah dinginnya cuaca saat itu. Walau untuk mencapai waduknya sedikit lama tetapi terbayarkan dengan keadaan jalan menuju waduk tersebut. Sesampainya di lokasi, kesan pertama yang saya rasakan yaitu sebuah ketenangan, udara yang masih sejuk, pemandangan waduk yang begitu luas, dan terdapat juga hewan peliharaan warga seperti kambing, domba, ayam, dan bebek. Menuju ke bawah waduknya, saya harus melewati jalur yabg cukup licin dan berlumpur dikarenakan saat itu hujan . Banyaknya bebatuan besar mempersulit saya ke bawah. Saat di bawah saya duduk di sebuah batuan besar dan mengambil gambar foto waduk. Saya melihat beberapa perahu milik warga di sana, ada juga warga yang sedang memancing. Tak hanya itu saya juga melihat beberapa orang sedang latihan olahraga canoeing.
Canoeing merupakan salah satu olahraga yang menggunakan perahu kecil dan sempit dan digerakkan oleh tenaga manusia. Ada pula wisatawan lain yang berkunjung. Kemudian pada sore harinya saya memakan jajanan yang dibeli tadi pada saat sebelum ke Waduk Jatiluhur dan tidak lupa juga untuk membuang sampah pada tempatnya agar lingkungan sekitar Waduk Jatiluhur tetap terjaga dan bersih.
Hari menunjukkan semakin sore, saya bergegas untuk kembali ke Stasiun Purwakarta untuk pulang ke Bekasi. Saat kembali ke stasiun saya mengalami kendala yaitu jarangnya angkot menjelang sore. Saya menunggu sekitar satu jam setengah untuk mendapatkan angkot. Setelah itu saya pun duduk di angkot selama di perjalanan kembali hujan yang sangat deras yang menambah dinginnya suasana. Setibanya di Ciganea saya berpindah ke angkot simpang, hujan masih saja deras saat tiba di pertengahan hujan mulai redah. Saat itu saya posisinya sudah sampai di Stasiun Purwakarta untuk kembali pulang ke Bekasi. Lagi-lagi saya membeli jajanan terlebih dahulu, yaitu tahu gejrot yang berada di dalam stasiun. Waktu pun sudah menunjukkan setengah enam.
Di dalam kereta saya duduk sambil menikmati tahu gejrot. Rasa lelah dan cape pasti ada tetapi saya menikmati itu semua sehingga rasa cape terkalahkan. Kereta pun jalan dan saya akhirnya tiba di stasiun Cikarang , setalah sampai di Stasiun Cikarang. Saya menuju ke tempat penitipan motor setelah itu saya balik ke rumah di daerah Tambun Selatan.(Penulis adalah Mahasiswa Unisma Bekasi)