Oleh Herlina Putri
NUANSA hijau dengan pepohonan yang rimbun menyambut kedatangan kami di pintu gerbang kawasan wisata yang asri ini, Curug Hordeng, terletak di daerah Sentul, Bogor ini bukan hanya menawarkan keindahan di pandangan mata saja. Tak mau kalah dari curug lain di sekitar Sentul, Bogor, Curug Hordeng juga berpanorama yang benar-benar ciamik. Air terjun yang mengalir deras siap membasahi segala yang ada dibawahnya dan tentunya akan menghipnotis siapa saja yang memandangnya untuk berlama-lama berada disekitar nya.
Di jalan aspal yang cukup kecil, teman-teman memacu motornya menuju tempat wisata Curug Hordeng. Perjalanan yang cukup panjang itu hampir terbayar. Canda dan tawa membuat perjalanan yang jauh tersebut tidak menakutkan. Untuk menuju lokasi harus dilalui dengan jalan kaki sekitar 20 menit.
Jalan yang kurang terawat menandakan tujuan kami semakin dekat, jantung kami akan sedikit berdetak lebih cepat ketika melewati tanjakan dengan kemiringan yang sangat terjal di tambah jalanan yang konturnya kurang baik. Tidak disarankan membawa kendaraan roda empat, karena jalan yang melipir jurang akan sangat merepotkan para pengunjung ketika berpapasan dengan kendaraan yang lain.
Jalannya cukup curam dan terjal makan diperlukan memakai sepatu sport agar tetap aman dan nyaman. Banyak pemandangan indah yang dijumpai sepanjang perjalanan seperti bukit-bukit yang hijau serta aliran air sungai yang mengalir dari berbagai curug yang begitu tenang. Jalanan bebatuan dengan tanjakan yang sangat tinggi, dan ada jalan yang hanya setapak yang lebarnya hanya 1 meter tanpa pagar, di sebelah langsung jurang.
Ada teman saya yang belum berpengalaman dalam trek ini pun akhirnya turun dan membantunya bermanuver. Dan jika ingin memutar balik maka itu adalah hal yang sangat mustahil, belum lagi di depan ada sungai yang hanya difasilitasi dengan sebuah jembatan bambu.
Konon, diberi nama Curug Hordeng, karena menurut bahasa sunda, hordeng itu adalah tirai dan bentuk aliran air terjun di sini yang menyerupai tirai yang mengalir jatuh merata. Curug ini merupakan air terjun yang paling aman untuk dijadikan tempat berenang, kondisi airnya masih bersih dan jernih. Karena menurut warga sekitar ketika hujan turun aliran air terjun bisa saja mengalir deras secara tiba-tiba.
Belum lagi ditambah jalanan yang benar-benar licin setelah hujan dan jalanan menurun serta menanjak dengan kemiringan yang tidak main-main ditambah juga dengan banyaknya kelokan untuk jalan yang lebarnya super sempit dan beralaskan batu yang licin. Setelah beberapa kilometer kemudian menemukan jalan besar. Tidak besar, hanya 3 meter tetapi lebih mudah dibandingkan jalan yang tadi yang hanya lebar 1 meter saja.
Gerbang Curug Hordeng akhirnya telah diraih, tetapi masih harus menanjak satu kilo lebih lagi untuk menikmati curugnya. Tiket masuk hanya Rp15.000 ditambah Rp5.000 untuk biaya parkir motor. Singkat cerita
Sewaktu saya menanjak tiba-tiba ada seseorang bapak yang merupakan warga sekitar menemani saya diperjalanan. Jalan tanah merah yang pada saat itu sangat licin membuat sepatu saya kehilangan kompromi, untunglah bapak tersebut mengarahkan ke mana saja saya harus memijakkan kaki. Mengobrol di sepanjang jalan, tak terasa tanjakan tadi sudah terlalui karena pembicaraan tadi. Bahkan sampai kedataran yang mulai sedikit menurun ke arah curug, banyak tempat-tempat foto yang sengaja dibuat oleh pengelola untuk foto.
Akhirnya, perjalanan panjang yang menakutkan itu dapat terbayarkan dengan sajian alam yang sangat indah dan menakjubkan. Terlihat dari kejauhan terdapat Gunung Salak yang indah,lereng yang membentang di setiap lereng dengan suasana pedesaan yang masih alami. (Penulis adalah Mahasiswa Unisma Bekasi)