Karawang, BK – STADION Singaperbangsa Karawang berdiri pertama kali sekitar tahun 1951 sebagai stadion sepakbola yang menjadi kebanggaan masyarakat Kabupaten Karawang. Nama Singaperbangsa sendiri diambil dari nama seorang pendiri atau Bupati Kabupaten Karawang pertama yang bernama Raden Adipati Singaperbangsa.
Di tahun 2010 Pelita Jaya hadir di Kabupaten Karawang, menggunakan Stadion Singaperbangsa sebagai markas utama. Di situlah Pelita Jaya yang sebelumnya bernama Pelita Jaya Jawa Barat menggunakan nama Pelita Jaya Karawang untuk mengarungi kompetisi dan mampu membangkitkan gairah sepakbola di Kabupaten Karawang. Jauh sebelum itu, Pelita Jaya adalah klub yang sering berganti nama seiring dengan perubahan kepemilikan dan nama kota tempat dimana mereka bermarkas sehingga dijuluki tim musafir.
Walapun demikian, menurut sejarahnya Pelita Jaya mampu menjelma menjadi tim besar di kompetisi sepakbola Tanah Air bahkan awal kiprahnya di era Galatama, Pelita Jaya langsung bisa menunjukkan taringnya dengan finish sebagai runner-up musim 1986-1987 dan 1987-1988. Tidak lama setelah itu, Pelita Jaya mampu meraih catatan prestasi tinggi sebagai kampiun di kompetisi Galatama musim 1988-1989, 1990, dan 1993-1994, catatan luar biasa untuk sebuah klub sepakbola yang baru lahir dan mampu bersaing dengan cepat.
Di era Liga Indonesia tahun 2000-an dimana nama klub dan markas sering berganti, catatan manis di era Galatama belum pernah terulang lagi, karena pada saat itu masa krisis manajemen melanda, barulah di tahun 2010 hingga 2012 dengan nama Pelita Jaya Karawang dan bermarkas di Stadion Singaperbangsa tim ini bangkit dan berambisi untuk menjadi penguasa tahta Liga Indonesia dimana pada saat itu juga menjadi masa yang luar biasa dan akan selalu dikenang bagi masyarakat Kabupaten Karawang karena hadirnya Pelita Jaya Karawang. Setiap Pelita Jaya bertanding Stadion Singaperbangsa selalu dipenuhi pendukung menggunakan atribut berwarna merah yang menjadi ciri khas utama tim.
Bagaimana mungkin euforia orang yang datang ke stadion tidak tinggi ketika tim bertanding. Pasalnya pada saat itu Pelita Jaya Karawang memiliki pemain-pemain bintang berlabel timnas dan dinahkodai oleh pelatih yang berkulaitas. Djajang Nurdjaman dan Rahmad Dermawan nahkoda Pelita Jaya Karawang pada saat itu dan diisi megabintang lapangan hijau seperti Firman Utina, Muhammad Ridwan, Egy Melgiansyah, Greg Nwokolo, Victor Igbonefo hingga bomber Timnas Malaysia yang pada sebelumnya menghancurkan Timnas Indonesia di final Piala AFF 2010 yaitu Safee Sali. Walaupun di akhir musim hanya finish diperingkat keenam, tetapi setidaknya Pelita Jaya Karawang dan pemain-pemain bintangnya mampu memberikan hiburan bagi masyarakat, khususnya penikmat sepakbola di kota lumbung padi tersebut.
Namun, semua itu tinggal kenangan, kini nama Pelita Jaya Karawang bahkan sudah tidak ada lagi. Pelita Jaya Karawang sebagai penghuni yang baik meninggalkan Stadion Singaperbangsa begitu cepat dan tidak akan pernah kembali.
Tim lokal Persika Karawang yang menempati saat ini tentu tidak memiliki finansial sebaik Pelita Jaya Karawang sehingga memiliki keterbatasan untuk mengelola dan merawat stadion. Selain itu juga karena jarangnya event olahraga besar berlangsung di stadion ini, membuat kondisi Stadion Singaperbangsa saat ini seperti tidak diperhatikan. Terlihat bagian bangku penonton yang kotor bahkan terdapat banyak sampah plastik, pagar besi di bagian tribun juga sudah berkarat, kondisi papan skor yang usang, hingga banyak terdapat tumbuhan liar dan benda-benda tidak layak pakai di dalam stadion.
Sementara itu di luar stadion, sungguh pemandangan yang sebelumnya belum pernah saya lihat ketika mengunjungi stadion sepakbola, terdapat banyak sekali warung yang memanfaatkan lorong stadion, coretan di dinding dan ruangan-ruangan sekretariat pengurus cabang yang terlihat jarang sekali digunakan. Semua itu menyatu padu menciptakan kesan prihatin bagi orang yang melihatnya.
Dengan segala kondisi bangunan yang terlihat, rumput lapangan, dan lintasan altetik masih bisa dikatakan sedikit terawat. Stadion Singaperbangsa saat ini menjadi sarana bagi warga sekitar untuk berolahraga, namun tentunya akan lebih baik jika Stadion Singaperbangsa kembali hidup, dikelola dengan baik sehingga bisa digunakan untuk ajang resmi.
Entah kapan kondisi stadion ini kembali membaik, akankah penghuni seperti Pelita Jaya Karawang kembali hadir dan memanjakan Stadion SIngaperbangsa? Harapan satu-satunya saat ini adalah berharap kepada pemerintah derah agar lebih memperhatikan persepakbolaan karawang, paling tidak memperhatikan tim yang ada saat ini yaitu Persika Karawang dengan memberikan suntikan dana untuk mengarungi kompetesi liga, entah itu dana untuk belanja pemain atau dana untuk mengelola fasilitas yang sudah ada seperti Stadion Singaperbangsa supaya bisa kembali diperhatikan dan tidak akan terbengkalai, sekaligus bisa menghidupkan kembali gairah sepak bola di Kabupaten Karawang yang telah lama hilang. (Luthestu Restu Pangestu, Mahasiswa Unisma Bekasi)