SURABAYA, BK – Memasuki minggu ke-2 Posko Blue Helmet Rumah Kolaborasi Relawan berdiri di Candipuro, banyak kisah duka yang turut dirasakan relawan saat menolong dan melayani pengungsi. Namun ada juga kisah lucu dan menggelikan dari para pengungsi.
Misbakhul Munir, Sekretaris Partai Gelora Jawa Timur yang terjun langsung di Posko Blue Helmet mengisahkan pengalaman lucu yang ia alami. Saat itu, ada seorang perempuan yang dengan gestur malu-malu meminta pakaian dalam berupa celana dalam (CD) dan penyangga payudara atau BH. Ternyata tidak hanya satu perempuan ini saja yang membutuhkan, tapi banyak pengungsi perempuan lainnya.
“Gestur dan mimik wajahnya saat bicara itu yang lucu, malu-malu. Mungkin karena itu termasuk hal yang sangat pribadi. Alhamdulillah, kita sudah siapkan di posko, tinggal pilih sesuai ukuran masing-masing” tutur pria yang akrab disapa Gus Misbah itu, Selasa (14/12/2021).
Ketua DPW Partai Gelora Jatim, Muhammad Sirot mengakui banyak para pengungsi yang tidak sempat membawa barang-barang berharga saat menyelamatkan diri dari awan panas guguran (APG) Gunung Semeru. Tak sedikit yang hanya membawa pakaian yang melekat di badan.
Karena itu, pihaknya menyediakan pakaian luar hingga pakaian dalam untuk kebutuhan para pengungsi. Termasuk pula, pembalut wanita dan pampers bayi. Bahkan juga pampers ukuran besar untuk manula.
“Semua kami sediakan, mulai pakaian dalam, pampers, pembalut wanita, selimut, kasur lantai, susu bayi hingga alat masak berikut beras, bumbu dan lauk pauk. Insya Allah, kehadiran kami di sini menjadi berkah bagi semua,” ujar mantan anggota DPRD Jatim ini.
Sementara itu, Direktur Blue Helmet Jatim, Hasan Bashori mengungkapkan, relawan Blue Helmet selain melakukan kegiatan pencarian korban atau rescue, juga memberikan pelayanan kepada pengungsi. Termasuk melakukan trauma healing kepada anak-anak pengungsi.
Penghobi naik gunung yang akrab disapa Cak Hasan ini pun mengerahkan badut dan super hero untuk menghibur anak-anak di pengungsian. Pihaknya juga membagikan mainan kepada para anak-anak.
“Alhamdulillah, anak-anak di pengungsian sudah tertawa ceria. Itu menjadi kebahagiaan bagi kami para relawan,” tutur pria asli Mojokerto tersebut. (*)