Penulis: Yoni Haris Setiawan
(Direktur QM Lembaga TEMALI/Penggagas Rumah Bimbel Literasi Indonesia QURUTA)
“PAHLAWANKU INSPIRASIKU” merupakan tema sentral yang diusung pada Peringatan Hari Pahlawan 10 November 2021. Dalam mengisi kemerdekaan, semangat tema inilah yang membangkitkan gelora segenap komponen bangsa untuk berkarya dalam bidang apapun yang digeluti dalam mengisi kemerdekaan.
Cukup beragam kala itu profesi para Pahlawan, selain berjuang membela Tanah Air, ada yang menjadi pedagang, petani, tukang bangunan, guru, tenaga medis, seniman, budayawan, ulama, santri, pelajar, pengusaha, dan lainnya. Semua bersatu, bergerak, beri’tikad dan bergandengan tangan memperjuangkan, membela, mempertahankan Republik ini dari arogansi negeri penjajah.
Semangat para Pahlawan merupakan bara api yang membakar daya juang komponen bangsa hingga saat ini. Tidak terkecuali bagi Guru, Kepala Sekolah, Pengawas, Mahasiswa, dan Masyarakat Pembelajar berasal dari Purwakarta, Cianjur, Bogor, Palembang (Sumatera Selatan), dan Siak (Riau) selaras berkarya menuangkan ide, imajinasi, ekspresi dan daya tulis dibidang literasi yang tergabung dalam Kelas Bimbingan Menulis Tuntas (Literasi Karya Inovatif; Jenis Karya Seni Sastra; Puisi) dengan tema “KEPAHLAWANAN”.
Pada bagian pertama telah mengapresiasi karya Asep Halimurosid (Patriot Bangsa), Sri Suci Ramadani (November Berdarah), dan Rini Anggraeni (Pengorbanan Pahlawan). Kali ini mengapresiasi goresan pena dari Iis Kustiani (GPAI SDN 2 Ciseureuh, Sadang-Purwakarta), Dede Nurhasanah (GPAI SMPN 1 Jatiluhur, Purwakarta), dan Nana Supriatna (GPAI SMKN Tegalwaru, Purwakarta). Semoga dapat menggungah rasa dan karsa untuk kita semua. Selamat menyimak!
ANGKARA DI BUMI PERTIWI
Karya: Iis Kustiani
Angin sepoi melambaikan rajutan Triwarna; Merah-Putih-Biru
Merajut kokohnya penguasa lalim yang kian menderu
Tegak berdiri ditiang puncak Hotel Yamato seakan berseru
Memecah belah setiap langkah putera pribumi berseteru
Semakin pongah penjajah kuasai tanah sampai paru-paru
Angkara diperankan para tuan-tuan durja tiada bermata
10 November 1945 berkecamuk dengan rentetan senjata
Peluru-peluru meregang jiwa-jiwa tentara dan rakyat jelata
Tembok runtuh, benteng-benteng luruh oleh serakahnya tahta
Hari semakin riuh, jalanan berdebu keruh, tak ada lagi kata-kata
Surabaya… oh… Surabaya…!!!
Kota indah dengan Pelabuhan Tanjung Perak bersahaja
Luluh lantah, darah tumpah melapisi tanah dijejak roda baja
Darat, laut dan udara mengepul asap dari tarian nurani durja
Tentara Inggris-Belanda menyebarkan ancaman dengan sengaja
agar kita menyerahkan Merah Putih ini tanpa daya
Gelora Bung Tomo menggema seantero jagad raya bergetar:
“Bismillahirrahmanirrahim, Allahu Akbar!!! Merdeka!!!”
Bangkitkan ruhul jihad, derap langkah tidak pernah gentar
Tunjukkan kekuatan rakyat bagai kilatan halilintar
Menyeru, menyeruak, kepalkan semangat yang membakar
Pemuda-pemuda asal Aceh, Tapanuli, Pulau Sumatera
Maluku, Sulawesi, Bali, Kalimantan, Irian Jaya
dan seluruh Pemuda Indonesia yang berada di Surabaya
Bersatu menggempur melawan Inggris dan Belanda
Ini Kota kita, tiada lagi angkara murka, singkirkan dengan segala digdaya
10 November 1945
Singsingkan lengan bersenjata bambu runcing, bukan untuk menyerah
Bergerak, gempur sampai hancur setiap niat licik penjajah
Tiada rela Merah-Putih-Biru bertengger mencengkeram, merajah
Surabaya milik Republik ini, kekarkan jemari robek Biru berkalang tanah
Merajut kembali Merah Putih menjulang di biru langit, dengan peluh dan darah
10 November 1945
dari Surabaya membawa pesan berita ke pelosok Nusantara
Bersatu kita teguh tanpa pembeda,
Bumi Pertiwi sejahtera tanpa angkara
Kini,
Pahlawan Kusuma Bangsa abadi di nisan dalam do’a-do’a belantara
Generasi penerus penjaga amanah sebagai Kesatria Negara
Ruang Dipenghujung Malam,
Sadang, Ciseureuh-Purwakarta,
Jum’at, 5 November 2021; 23:30 WIB
***————
MERANGKUL ASA DI SURABAYA
Karya: Dede Nurhasanah
Surabaya, 10 November 1945
Api berkobar membara
Jiwa-jiwa meronta
Riuh gemuruh dalam dada
Rasa kesakitan yang kian terasa
Anak kecil menangis terluka
Rakyat jelata terlunta-lunta
Perjuangan belum berakhir
Satukan kata:
Merdeka..!!! Merdeka..!!! Merdeka…!!!
Hari itu di Surabaya, 10 November 1945
Langit seakan berduka nestapa
Perjuangan belum reda
Rakyat segenap jiwa
Merangkul asa dalam satu kata:
Merdeka..!!! Merdeka..!!! Merdeka…!!!
10 November 1945, ‘Merdeka atau Mati’
Tak kenal menyerah rakyat di Surabaya
Semangat pun kian membara
Mengusung dalam dada
Kibarkan panji-panji Negara
Bendera Merah Putih berjaya
Jatiluhur, Purwakarta-Jawa Barat,
Selasa, 2 November 2021; 19:30 WIB
***————
UNTUKMU PAHLAWANKU
Karya: Nana Supriatna
Tujuh puluh enam tahun berlalu
Kemerdekaan dipertahankan para Pahlawan
Rawe-rawe rantas malang-malang putung
Teriakan dan keringat mendarat tak terbendung
Terngiang para pejuang mempertahankan Negara
yang terbentuk jangan sampai kembali remuk
Surabaya membara semua angkat senjata
Mempertahankan apa yang telah diperjuangkan
Sepuluh November menjadi kisah
Rakyat sipil banyak yang tewas sudah
Seratus enam puluh ribu manusia pindah
Karena gelisah musuh yang rongkah
Kepedihan pasca kemerdekaan
Kota Surabaya menjadi neraka yang tak berkesudahan
Rakyat bangkit dengan kecintaan
Dimana ketangguhan membangkitkan kekuatan
Allahu Akbar…!!! Allahu Akbar…!!!
Pekik takbir semangat berkobar
Menelisik jiwa menggugah api juangnya
Tiada terputus dan hangus terberangus penjajah yang rakus
Wahai Pahlawan yang berguguran
Allah beri kepastian surga yang akan didapatkan
Berperang melawan kedzaliman syahid sudah jaminan
Jasa pengorbanan para Pahlawan terus kami kenang
Setiap tahun kami khususkan dalam Hari Peringatan
Do’a kami untuk Pahlawan Kemerdekaan
Ya, Allah…
Kami bermunajat dengan segala hajat
Tempatkan para Pahlawan dialtar penuh nikmat
Tempatkan para Pahlawan dalam ridho dan kasih-Mu
Lapang Garuda, Sirnaraja Bandung Barat
Sabtu, 06 November 2021; 15:15 WIB
Guru itu sedang Keren
#Salam Literasi; Indonesia_Berkarya!!!
#Salam Guru Literat; Semangat_Hebat_Literat!!!
Bersambung….