Membakar Api Semangat Kepahlawanan dengan Karya Literasi (1)

Loading

Penulis: Yoni Haris Setiawan
(Direktur QM Lembaga TEMALI/Penggagas Rumah Bimbel Literasi Indonesia QURUTA)

PERISTIWA 10 November 1945 menjadi catatan rangkaian sejarah Bangsa ini. Pekikan“Allahu Akbar, Merdeka atau Mati” bergelora di Bumi Arek-arek Surabaya. Meski kini semua elemen tidak lagi berjuang berhadapan dengan penjajah, namun pekikan terus meletup di setiap sanubari rakyat Indonesia yang diwujudkan dalam berbagai karya nyata.

Momentum Peringatan Hari Pahlawan 2021 yang jatuh setiap 10 November memiliki makna heroik bagi rakyat Indonesia. Ingat Hari Pahlawan, ingat Pertempuran Surabaya yang terjadi pada 1945. Pertempuran dahsyat dan tidak kenal lelah antara para tentara dan milisi Indonesia yang pro Kemerdekaan berperang melawan tentara Britania Raya dan Belanda. Untuk senantiasa memberikan penghormatan kepada para Pahlawan Kusuma Bangsa, pada peringatan tahun ini Pemerintah menetapkan tema yaitu “Pahlawanku Inspirasiku”.

Para pejuang berhari-hari dalam gempuran peluru, bom, meriam, dan rentetan senjata menghadang. Secara alustita rakyat Indonesia tidak mungkin akan meraih kemenangan dalam pertempuran tersebut, Namun semangat membara berkobar seperti api menyala-nyala dan juga keteguhan jihad serta do’a. Akhirnya, Surabaya dapat direbut, dipertahankan dan dibebaskan dari tangan penjajah.

Pada 16 Desember 1959, Soekarno (Presiden Pertama Republik Indonesia) menerbitkan Surat Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 316 tahun 1959 tentang Penetapan Hari Pahlawan pada 10 November.

Merefleksi perjalanan dari Hari Pahlawan, menjadikan pelajaran penting bagi kita semua, bahwa membela dan mempertahankan tanah air (bangsa dan negara) di atas segalanya. Saat ini, sebagai generasi penerus seyogyanya menjaga, merawat, dan mengisi kemerdekaan dengan berbagai aktifitas karya yang membanggakan bangsa. Beberapa aktifitas yang dilaksanakan di Hari Pahlawan antara lain Karnaval Veteran, Bakti Sosial, Festival Kebangsaan, Berkunjung ke Taman Makam Pahlawan, dan Museum.

Sejalan dengan semangat Hari Pahlawan, QM Lembaga TEMALI, mengadakan Kelas Bimbingan Menulis Tuntas (Literasi Karya Inovatif; Jenis Seni Sastra Puisi) bagi Guru, Pengawas, Mahasiswa, dan Masyarakat Pembelajar dengan mengusung tema “KEPAHLAWANAN”.

Alhasil, kegiatan ini dapat membakar api semangat para peserta dalam menuangkan ide, olah kata, olah rasa, olah hati, dan olah jiwa sehingga dapat mengapresiasi karya coretan pena Asep Halimurosid (GPAI SDN Hegarmanah Cugenang, Cianjur), Sri Suci Ramadani (GPAI SDN 3 Sindangpanon, Purwakarta), dan Rini Anggraeni (GPAI SMPN 1 Pasawahan, Purwakarta). Bara kepahlawanan, bara karya literasi. ***

 

PATRIOT BANGSA
Karya: Asep Halimurosid

Hari berkecamuk membakar asa
10 November 1945 tak akan terlupa
Pejuang berbangga rasa
Pertahankan Indonesia merdeka

Detik-detik peluru berhamburan
Bambu runcing pejuang usungkan
Keluh kesah tak lagi dihiraukan
Darah, raga, nyawa dikorbankan

Pekik semangat bersahut-sahutan
Kumandang takbir digaung-gaungkan
Tak gentar membela Surabaya
dari para penjajah yang merajalela

Pertempuran berhari-hari
Tewaskan Jenderal Mallaby
Pekik pejuang berganti-ganti
Semangat “Merdeka atau Mati”

Bendera ditiang jadi saksi
Pejuang Bangsa siap mati
Robekan biru yang memasung nurani
Merah Putih berkibar abadi

Nyawa-nyawa jatuh berguguran
Tinggallah nama-nama dibatu nisan
Tak mampu anak bangsa menguraikan
Hanya tatapan mengenang jasa pahlawan

Patriot-patriot bangsa nan digjaya
Keberanian itu tertular dan menggelora
Pada dada-dada pemuda penerus bangsa
10 November fakta sejarah nan nyata

SDN Hegarmanah, Dipojok Meja Kerja,
Kp. Kedung Sukamanah-Cugenang-Cianjur-Jawa Barat

 

NOVEMBER BERDARAH
Karya: Sri Suci Ramadani

Berjuang
Susah dan payah
Keringat dan darah
Menjadi sebuah sejarah
Ribuan orang bersimbah

Sepuluh November 1945
Surabaya saksi bisu
Penjajah terus menyerbu
Pastikan semua terus maju

Membara
Para pemuda bergelora
Bergerak, siap angkat senjata
Menaruhkan jiwa raga
Menjadi pejuang bangsa
Menghalau penjajah hingga binasa

Dentuman meriam berhamburan
Menghujam dan menghancurkan
Benteng pertahanan
Suara senjata bersahut
Tetapi, tidak selangkahpun takut
Semangat untuk merebut
Kemerdekaan yang terenggut

Sepuluh November 1945
Surabaya mencekam
Langit seakan tak berawan
Hitam menghiasi pertumpahan
Sang ksatria yang menjadi pahlawan

Bangkitlah Ibu Pertiwi
Mati satu tumbuh seribu
Merdeka!!!

Disudut Ruangan Kelas 5 SDN 3 Sindangpanon-Purwakarta,
Sambil Menunggu Reda Hujan,

 

PENGORBANAN PAHLAWAN
Karya: Rini Anggraeni

Deru meriam gerak langkah serdadu
Menyerbu, menyerang saling mengadu
Menguasai, pribumi dijadikan babu
Kekayaan Bumi Pertiwi dibawa pergi
Oleh para koloni yang berambisi

Hati para pejuang tergerak
Melihat negeri diinjak-injak
Tak rela di negeri sendiri dijadikan budak
Angkat senjata jangan berhenti bertindak
Maju, serbu, serang, lawan serentak

Pagi itu 10 November 1945
Surabaya mencekam, rakyat bersatu tak gentar
Dua puluh tiga hari beradu senjata
Bergelora panas membara
Hotel Yamato menjadi saksi
Saat Bung Tomo berteriak ‘Merdeka atau mati’
Membakar semangat pada setiap diri
Tunaikan janji suci untuk negeri

Ikhlas hati dalam berperang
Takbir terus berkumandang
Menyertai para pahlawan dalam berjuang
Tinggalkan keluarga, harta benda, nyawa meregang
Para pejuang gugur jadi pahlawan yang akan terus dikenang

Darah mengucur membasahi tanah Surabaya
Persembahan pada negeri tercinta
Sebagai bukti bahwa kemerdekaan adalah harga mati
Kepada generasi muda kutitipkan negeri ini
Lanjutkan perjuangan jangan pernah berhenti!

Pondoksalam, Purwakarta-Jawa Barat
Ruang Keluarga, Sabtu, 06 November 2021; 11:00 WIB

#Salam Literasi; Indonesia_Berkarya!!!
#Salam Guru Literat; Semangat_Hebat_Literat!!!

Bersambung….

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *