Utama  

Harga Rempah Melonjak di Pasar Ciamis

Loading

Ciamis – MEMASUKI akhir tahun, hari ketujuh di bulan November, tepatnya Minggu (7/11/2021), harga beberapa rempah dan bumbu-bumbuan tercatat terus mengalami laju kenaikan.

Melonjaknya harga rempah-rempahan di beberapa bulan menuju akhir tahun diduga memang salah satu kebiasaan dari tahun ke tahun, “Ya memang sudah selalu begini dek, dari tahun ke tahun kenaikan harga rempah selalu bisa diprediksi. Karena semakin banyak kebutuhannya untuk berbagai acara bersama keluarga di momen akhir tahun, ” ucap Edy, penjual rempah- rempahan di Pasar Kota Ciamis.

Menurut beberapa pendagang di pasar Ciamis kota juga mengatakan bahwa keterlibatan cuaca yang tidak menentu menjadi salah satu faktor melonjaknya harga rempah dan bumbu dapur. Keterlibatan cuaca yang tidak menentu mengakibatkan kesulitan bagi para petani karena mengganggu proses pertumbuhan rempah tersebut.

Berdasarkan pantauan CNBC Indonesia dari Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS) Nasional yang dikelola Bank Indonesia (BI) dan pemerintah, komoditas bawang putih, bawang merah, cabai rawit merah, dan cabai rawit hijau terus merangkak naik dalam sepekan terakhir. Dikutip dari Pusat Informasi Harga Pangan Strategi (PIHPS) Nasional, bumbu dapur dan rempah yang mengalami kenaikan adalah bawang putih, cabai merah, cabai rawit hijau, cabai rawit merah, minyak goreng dan juga gula pasir lokal.

Harga bawang putih berukuran sedang tembus hingga Rp 30.000 per kilogram. Angka ini naik Rp 500 atau 1,69 persen. Sementara untuk cabai merah besar harganya naik 0,3 persen atau Rp 100 menjadi Rp 33.450 per kilogram. Harga cabai rawit hijau mencapai Rp 33.200 per kilogram, atau naik sebesar 1,37 persen atau Rp 450 per kilogram. Sementara itu, harga cabai rawit merah Rp 37.550 per kilogram, naik Rp 1.600 per kilogram atau 4,45 persen.

“Kenaikan komoditas hortikultura, semisal aneka cabai, seperti yang terjadi di Oktober ini perlu kita waspadai bersama-sama,” Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto dalam siaran persnya.

Akhirnya, karena berbagai macam masalah yang terjadi. Para petani dan pedagang rempah rempahan setuju untuk menaikan harga rempah rempahan menjadi lebih tinggi agar bisa memulangkan modal dan usaha yang telah mereka lakukan. (BK/Miko/Zas)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *