JAKARTA, – Sangiran merupakan suatu lokasi yang berada di Solo, Jawa Tengah. Persisnya di Kabupaten Sragen dan Karanganyar.
Dalam peta sejarah peradaban manusia, Sangiran merupakan salah satu situs penting. Di sinilah, Gustav Heinrich Rolph Von Koeningswald menemukan aneka tulang belulang manusia purba yang kemudian dikenal sebagai Megantrhopus palaeojavanicus dan Pithecanthropus erectus yang hidup di rentang waktu 2 juta hingga 200 ribu tahun lalu.
Pithecanthropus erectus dikenal sebagai ‘kera’ yang berjalan tegak dan menjadi salah satu poin amat penting dalam evolusi manusia.
UNESCO kemudian menetapkan Sangiran sebagai Warisan Budaya Dunia No 593 pada 1996 dengan nama “The Sangiran Early Man Site.”
Tahun ini, Situs Cagar Budaya Sangiran bakal memperingati 25 tahun ditetapkannya situs manusia purba itu sebagai salah satu warisan dunia oleh badan PBB, UNESCO.
Dalam rangka memperingati hari bersejarah tersebut, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melalui Direktorat Jenderal Kebudayaan, bekerjasama dengan Balai Pelestarian Situs Manusia Purba (BPSMP) Sangiran, Pemerintah Kabupaten Sragen dan beberapa pihak lain, bakal menggelar event bertajuk “SangiRun: 25K Night TRail Run”.
Terkait event SangiRun, Direktur Jenderal Kebudayaan, Kemendikbud Hilmar Farid mengatakan, event ini bukan hanya sekadar lomba lari atau kegiatan yang bersifat fisik saja.
“Tetapi narasi yang dibangun lewat event ini adalah bahwa masyarakat masa lampau (manusia purba) pernah hidup di Sangiran, di mana pada waktu itu sebagian besar kegiatan mereka dilakukan dengan pelibatan aspek fisik,” ujarnya kepada wartawan di Jakarta, Minggu (7/11/2011).
“Oleh karena itu, event ini dilaksanakan untuk memperlihatkan kemampuan manusia dalam beradaptasi terhadap lingkungan yang masih relevan dengan masa kini,” tambah Hilmar.
SangiRun Night Trail yang akan berlangsung pada 20-21 November 2021 akan dibagi menjadi tiga acara utama. Pertama adalah kompetisi lari antar komunitas yang akan melibatkan 25 pelari elite.
Kedua, kompetisi 75 reguler runner yang akan diikuti juga oleh para selebriti dan influencer. Ketiga, selain acara lomba lari juga akan digelar ajang donasi pembelian 1.000 karya home industry dan penyerahan bantuan kepada lansia yang tinggal di sekitar kawasan situs Sangiran.
Hilmar menambahkan, selain untuk memperingati 25 tahun Situ Sangiran menjadi warisan dunia, ajang ini juga merupakan sebuah upaya untuk memperkenalkan Situs Sangiran kepada masyarakat luas. “Kemudian juga membuat kegiatan terpadu antar instansi terkait demi kesejahteraan masyarakat Sangiran,” paparnya.
Dengan event ini diharapkan, masyarakat akan mengenal dan mengapresiasi lebih jauh Situs Sangiran sebagai warisan dunia yang sangat penting di dunia dalam proses evolusi. “Kedua, menghadirkan manfaat kesejahteraan dan wisata budaya Situs Sangiran khususnya bagi masyarakat Sangiran,” tegas Hilmar.
Ketua Panitia Sangi Run Night Trail 2021, Andre Donas mengatakan, ajang lari malam dipilih karena trek lari sepanjang 25 kilometer akan dihiasi dengan instalasi cahaya pada titik tertentu seperti saat start dan finish.
Kemudian sepanjang trek juga akan dilengkapi dengan forest mapping dan ornamen yang menggambarkan evolusi manusia purba. Sepanjang lintasan lari juga akan diterangi oleh obor. (BK/aga)