Jakarta – Organisasi atau elemen masyarakat lainnya berperan aktif membantu program pemerintah menggelar vaksinasi kepada masyarakat sebagai upaya untuk mencegah penyebaran Covid-19. Ini penting karena vaksinasi adalah upaya pemerintah untuk meningkatkan herd immunity sekaligus mempercepat pemulihan bangsa dari pandemi Covid-19.
Hal tersebut dikatakan Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Prof. Drs. HM. Tito Karnavian, MA, Ph.D saat meresmikan program ‘Ayo Vaksin’ yang digagas oleh organisasi Gerakan Pecinta Sosial (GPS) di Food Garden Seasons City Jakarta, Jumat (8/10/2021).
“Program vaksinasi ini tidak bisa dilakukan oleh salah satu sektor (pemerintah) saja, baik itu pemerintah pusat, daerah dengan lembaga-lembaganyanya. Apakah cukup ? Tidak. Ada yang mengatakan tenaga kesehatan, kalau saya bilang itu bukan. Apakah aparat keamanan? juga bukan. Tapi juga harus dilakukan oleh masyarakat sebagai frontliner,” ujar Mendagri.
Menurutnya, elemen masyarakat juga harus bisa bagian terdepan agar jangan sampai virus Covid-19 itu menular ke masyarakat lainnya. Karena masyarakat ada pada garis depan, maka peran dari masyarakat ini sangat penting untuk secara bersama-sama secara parallel membantu pemerintah..
“Masyarakat bangsa harus bersatu karena ini adalah masalah bersama, bukan masalah satu partai atau daerah. Tapi ini (Covid-19) adalah masalah nasional. Oleh karena itu sekarang alhamdulillah sampai tanggal ini bangsa Indonesia termasuk yang under control, karena berdasarkan data BOR (Bed Occupancy Rate) kita ada dibawah. Wisma Atlet yang di bulan Juli lalu BOR nya mencapai 90% sekarang di bisa turun sampai 3%. Tentunya angka bor itu tidak bisa dibohongi,” ucap mantan Kapolri ini.
Oleh karena itu gerakan vaksinasi nasional menurutnya harus gencar dilakukan. Di mana Indonesia sendiri sudah masuk nomor 5, apalagi program vaksinasi di wilayah DKI Jakarta sendiri juga sudah mencapai 90%. Dimana pemerintah telah menerapkan empat strategi dalam menjalankan program vaksinasi tersebut .
“Strateginya pertama adalah berbasis administrasi pemerintahan. Jadi dibagi per kabupaten, kota, kecamatan. Tetapi di Jakarta lebih maju karena menggunakan menggunakan basis RW. Strategi kedua adalah yang berbasis pusat vaksinasi atau vaksinasi center. Misalnya berbasis komunitas atau yang digelar di berbagai stadion,” ucap Mendagri.
Kemudian strategi ketiga adalah yang berbasis mobile. Misalnya mobil keliling atau naik kapal di laut laut yang mengunjungi masyarakat. “Dan strategi berikutnya dalam berbasis door to door. Yang mana hal itu ditujukan untuk lansia. Lansia yang tidak perlu datang ke tempat sentral vaksin karena takut tertular itu kita datangi ke rumahnya masing-masing,” ujarnya.
Oleh karena itu Mendagri sangat mengapresiasi dan salut terhadap kegiatan vaksinasi yang dilakukan oleh organisasi GPS. “Ini menunjukkan bahwa masyarakat sudah ikut bermain. Dimana peran masyarakat sangat aktif, bukan hanya karena diajak oleh pemerintah,. Tapi dimana mereka sebagai inisiator untuk mengajak pemerintah dalam menjalankan program vaksinasi ini kepada masyarakat. Tentunya ini sangat hebat,” kata alumni Akpol tahun 1987 ini.
Tito berharap kegiatan seperti ini bisa direplikasi oleh gerakan-gerakan yang non pemerintah seperti ormas atau gerakan masyarakat lainnya di berbagai daerah lainnya seperti GPS ini.
“Saya dengar GPS ini dari elemen masyarakat yang ada di Kalimantan Barat, why not, bagus dan tidak ada masalah. Karena ini mendorong program percepatan vaksinasi. Tapi kita berharap jangan hanya Jakarta saja, tetapi seluruh Indonesia masyarakatnya bisa bergerak semua seperti ini. Insya Allah kita bisa membuat pandemi ini menurun menjadi endemik atau wabah kecil,” kata pungkas Mendagri.
Sementara itu dalam kesempatan yang sama Ketua Umum Gerakan Pecinta Sosial (GPS), Irjen Pol (purn) Drs. Hamidin menjelaskan bahwa gerakan ‘Ayo Vaksin’ yang digelar dari Jumat hingga Minggu (8-10/10/2021) ini adalah murni gerakan yang diinisiasi oleh berbagai tokoh masyarakat dalam rangka membantu pemerintah untuk menangani dan menurunkan penyebaran covid 19.
“Ini sebetulnya sudah berjalan lama, tidak hanya di masa pandemi, tapi masyarakat Kalimantan Barat yang terdiri dari berbagai forum itu sudah terlibat di berbagai banyak kegiatan sosial. Misalnya pembangunan tempat ibadah, seperti masjid, klenteng, gereja dan lain sebagainya,” ujar Irjen Pol (Purn) Hamidin.
Mantan Deputi Bidang Kerjasama Internasional BNPT ini menjelaskan pada saat masa pandemi sekarang ini masyarakat Kalimantan Barat berkumpul, untuk kita membantu masyarakat Jakarta dan sekitarnya, utamanya masyarakat perantauan yang dari Kalimantan Barat dalam mencegah menyebarnya pandemi Covid 19 ini.
“Pertama yang kita lakukan adalah sebetulnya mengumpulkan iuran semampunya. Kemudian hasil iuran itu kita belikan tabung oksigen lengkap dengan ventilatornya. Sehingga pada saat Covid-19 kemarin dimana di berbagai Rumah Sakit sangat kekurangan oksigen, kita dari GPS ini membantu,” ujar alumni Akpol tahun 1987 ini.
Kedua menurutnya, GPS juga membantu obat-obatan dengan istilah Jebol yang artinya jemput bola dengan mendatangi rumah-rumah penduduk yang memerlukan vitamin untuk meningkatkan imunitas.
Gerakan ketiga yakni GPS juga membantu untuk mengumpulkan data-data siapa saja yang pernah terkena Covid-19 dan siapa yarela untuk melakukan donor plasma konvalesen.
“Dan sekarang kita mencoba untuk melakukan gerakan vaksinasi massal selama 3 hari. Target kita adalah 2000 orang, dimana 1 harinya bisa 600 hingga 700 orang. Artinya gerakan ini bisa membantu membantu pemerintah untuk memvaksin 2000 masyarakat. Bayangkan kalau tanya organisasi masa seperti ini untuk melakukan hal yang sama. Jadi mari kita bergotong-royong untuk mencegah menyebarnya Covid 19,” ujarnya mengakhiri. (BK/Man)