Bekasi – Pj Bupati Bekasi Dani Ramdan mengatakan, Museum Digital Gedung Juang Bekasi memiliki keunggulan teknologi digital yang dapat menampilkan jejak sejarah Kabupaten Bekasi.
Menurutnya, Museum Gedung Juang yang terletak di Jalan Sultan Hasanudin Kecamatan Tambun Selatan itu kemegahannya terasa, dengan pelataran yang bersih dan luas.
“Ada artefak dan teknologi digital yang menampilkan sejarah Kabupaten Bekasi dari jaman prasejarah hingga Bekasi modern saat ini,” kata Dani usai pertemuan dengan Komunitas Budayawan Bekasi, Kamis (26/8/2021).
Museum Gedung Juang Bekasi memiliki dua lantai dengan 10 area yang menyajikan sejarah Kabupaten Bekasi dari masa ke masa dengan tampilan teknologi modern.
Dengan teknologi yang ada, kata dia, Masyarakat Kabupaten Bekasi yang berkunjung akan mengenal sejarah Kabupaten Bekasi dari masa ke masa.
“Memang perlu ada penambahan untuk teknologi modernnya, agar masyarakat, anak-anak tidak kehilangan jejak. Ketika mereka belajar mengenal Kabupaten Bekasi dimana awal dan kemana Bekasi akan menuju, dan cukup datang kesini,” jelasnya.
Bahkan Museum Gedung Juang, kata dia, akan cocok dikunjungi untuk semua generasi. Selain itu, yang membedakan dengan tempat lainnya yakni teknologi yang memudahkan proses pengenalan sejarah.
“Artefak yang menjadi bukti sejarah. Juga, ada yang interaktif dan animasinya lengkap. Saya kira untuk semua generasi cocok,” kata dia.
Terkait kapan Museum Gedung Juang akan kembali dibuka untuk umum, Dani menegaskan, bahwa ketentuan dibuka atau tidaknya akan mengacu kepada Instruksi Menteri Dalam Negeri tentang aktivitas pariwisata di masa PPKM.
“Untuk dibuka, tampaknya akan beriringan dengan dibukanya sekolah tatap muka, atau saat turun ke level dua,” terangnya.
Sementara itu, Budayawan Bekasi yang dikenal sebagai maestro puisi pantun, Guntur Elmogas menyambut baik kunjungan Pj Bupati Bekasi ke Museum Gedung Juang. Kong Guntur bahkan memberikan pantun usai berkeliling di sekitar Museum Gedung Juang tersebut.
“Kebon paya pagerin kawat, anak angsa main di kolem. Kalau budaya lupa kagak kerawat, alamat punya bangsa bakal tenggelem,” tuturnya. (BK/Zas)