BANDUNG – Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat terus berupaya memaksimalkan vaksinasi masyarakat. Salah satunya dengan membentuk Divisi Khusus Percepatan Vaksinasi Jabar.
Untuk diketahui laju vaksinasi di Jawa Barat masih tergolong rendah. Di mana pada dosis ke-1 menempati posisi 30 (12.88 persen) dan dosis ke-2 di posisi 21 (5.95 persen). Populasi yang besar menjadi kendala sehingga vaksinasi terlihat rendah.
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil telah menunjuk Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) Jabar Dedi Supandi menjadi Ketua Divisi Khusus Percepatan Vaksinasi tersebut.
Dedi mengatakan, sebagai gebrakan pihaknya akan memastikan letak kesamaan target di setiap daerah dalam melaksanakan vaksinasi.
Sehingga, vaksinasi di 27 kabupaten kota bisa berjalan dengan optimal baik itu secara cakupan maupun persentase.
“Untuk itu kesamaan kebijakan vaksinasi antara Pemerintah Provins dan Pemerintah Kabupaten Kota juga perlu kita lakukan,” ujar Dedi pada media, Selasa, 3 Agustus 2021.
Menurut dia, secara teori bahwa kekebalan komunitas atau herd Immunity dapat tercapai jika sudah dapat menyasar 70 persen dari populasi. Karena itu, Divisi percepatan Vaksinasi yang dibawahinya ini akan berupaya merealisasikan hal itu sesuai dengan mandat dari Pemerintah Pusat.
“Artinya, bila jumlah penduduk Jabar sekitar 45 juta, maka 70 persennya yaitu ditargetkan sekitar 37 juta yang mencapai herd immunity. Tinggal dipetakan per kabupeten kota,” katanya.
Dedi mengaku, komunikasi kebijakan yang efektif hingga level bawah atau fasyankes pun meski dimaksimalkan.
Termasuk Penguatan penggunaan platform data stok vaksin (SMILE) untuk mengurangi miskomunikasi dan meningkatkan efektivitas koordinasi lintas institusi baik itu Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kabupaten/Kota, Fasyankes.
“Hal tersebut dilakukan dengan cara, peningkatan compliance rate dari pelaporan menggunakan aplikasi SMILE, mendorong adanya pencatatan laporan konsumsi vaksin oleh TNI dan Polri,” ujarnya.
Diakui Dedi, untuk mencapai tujuan tersebut, pihaknya telah merumuskan sejumlah program guna mempercepat laju vaksinasi di Jabar. Salah satunya melalui konsep vaksin Gendong.
“Jadi nantinya, setiap anak atau siswa pelajar ini membawa kedua orang tuanya juga kakek dan neneknya untuk mendapatkan vaksin,” katanya.
Yang kedua, Dedi menuturkan, konsep yang akan diterapkan yaitu menjadikan vaksin sebagai syarat berkegiatan di berbagai aspek kehidupan. Termasuk saat hendak berpergian atau traveling.
“Jadi, salah satu contohnya kalau ada yang mau izin mendirikan perusahaan, maka dari sekian persen karyawan itu harus sudah divaksin. Jika sudah menunjukan itu baru dapat diproses untuk mendapatkan izin.” katanya. (BK/Amh)