Jakarta – Banyak pihak mulai menyerah dengan pemberlakuan PPKM yang makin ketat. Mereka mulai menyerah untuk berusaha di tengah pembatasan-pembatasan yang dilakukan, belum lagi ancaman virus COVID-19 terus mengintai.
PPKM dengan tingkatan level baru saja diperpanjang akhir pekan kemarin. Perpanjangan dilakukan hingga hari ini, Senin (2/8/2021). Namun, belum ada informasi lebih lanjut mengenai PPKM level 4, 3, 2, atau 1 akan diperpanjang lagi atau tidak.
Memang relaksasi banyak dilakukan selama perpanjangan PPKM ini, bahkan beberapa daerah pun mulai turun level dengan beberapa catatan relaksasi. Namun, tetap saja pembatasan yang berlaku membuat usaha makin sulit.
Dilansir dari detikcom, mulai dari buruh hingga pengusaha pariwisata ini sederet pihak yang mengibarkan bendera putih:
1. Kalangan Buruh
Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) akan melakukan aksi mogok kerja. Puluhan ribu buruh di 1.000 pabrik pada 24 provinsi akan mengibarkan bendera putih pada 5 Agustus selama dua jam sebagai bentuk mereka menyerah menghadapi hantaman selama pandemi COVID-19.
Ketua KSPI, Said Iqbal mengungkapkan, sederet tuntutan buruh dalam aksinya kali ini. Dia mengatakan, peserta aksi ini akan diikuti oleh buruh yang terdampak dari mulai buruh harian yang kehilangan penghasilan hingga buruh yang bekerja 100% selama pandemi dan lokasi aksi yaitu di halaman perusahaan. Bendera putih dan spanduk pun digunakan sebagai alat sosialisasi aksi demo.
“Apa simbol bendera putih? Menyerah dengan situasi yang tingkat penularan covid sudah 10%, angka kematian sudah semakin tinggi, vitamin dan obat bagi buruh yang isolasi mandiri tidak didapatkan dengan BPJS kesehatan,” kata Said dalam konferensi pers virtual, Rabu (28/7/2021).
2. PKL di Berbagai Daerah
Selama sepekan ke belakang para unsur pedagang kaki lima di beberapa daerah melakukan aksi pengibaran bendera putih. Mulai dari Cirebon, Yogyakarta, hingga Bandung.
Di Cirebon misalnya, pengibaran bendera putih itu sebagai simbol menyerah dan pasrahnya PKL terhadap kondisi saat ini. Tak sedikit PKL menutup jualannya lantaran terdampak kebijakan PPKM. Seperti yang terjadi di pusat jajanan atau shelter Alun-alun Kejaksan Kota Cirebon. Hanya segelintir PKL yang masih berjualan.
3. Pengusaha Restoran-Kafe
Sejumlah kafe dan restoran di Kota Bandung berencana kibarkan bendera putih. Pasalnya, pandemi COVID-19 hingga PPKM yang terus diperpanjang membuat sektor usaha tersebut terpuruk.
“Pandemi COVID-19 yang berlangsung hingga 17 bulan ini benar-benar telah meluluh lantahkan sektor usaha Kafe dan Restoran. Berbagai upaya telah dilakukan untuk bisa bertahan namun apadaya satu persatu bahkan sudah puluhan usaha kafe dan restoran di Jawa Barat sudah tutup dengan kerugian yang begitu besar-besar,” ujar Ketua Harian Asosiasi Kafe dan Restoran (AKAR) Bandung Gan Bondillie dalam keterangan resminya yang diterima wartawan pada Rabu (28/7/2021).
Gan mengatakan keterpurukan kafe dan restoran ini menyusul aturan dalam Perwal PPKM darurat yang mana kafe dan restoran masih belum diperbolehkan buka dan hanya melayani take away. Sedangkan dalam Peraturan di daerah, pedagang kaki lima atau warteg masih boleh meski ada pembatasan waktu selama 20 menit.
4. Pengusaha Pariwisata
Sejumlah tempat wisata di Mojokerto serentak mengibarkan bendera putih. Aksi ini dilakukan untuk mengetuk pintu pemerintah, terutama Presiden Joko Widodo, atas keadaan sulit yang mereka alami saat diterapkannya PPKM.
Koordinator Masyarakat Pariwisata dan ekonomi kreatif (Masparekraf) Mojokerto, Wiwit Haryono mengatakan para pengelola ekonomi kreatif merasa terseok-seok dalam menyambung hidup. Bagaimana tidak, saat ladang mereka mencari rezeki ditutup, mereka juga tak mendapatkan bantuan dari pemerintah.
“Ini sudah di titik memprihatinkan, kami mencoba untuk mengetuk hati para pejabat negeri. Awalnya karena adanya dampak penutupan akibat PPKM. Nah menurut kami semakin nggak jelas, habis ada tahap pertama, kelanjutan, perpanjangan dan sebagainya. Itu pun tidak ada kepastian kapan bisa bekerja lagi,” kata pria yang akrab disapa Sarko, Selasa (27/7/2021).
“Sedangkan kami, yang tergabung dalam masyarakat pariwisata dan ekonomi kreatif Mojokerto ini yang core bisnis intinya di pariwisata. Di situ ada UMKM, ada pedagang kaki lima, ada tenaga kerja di lingkup pariwisata dan sebagainya, ini kan macet total,” imbuhnya. (BK/Gus/Dtc)
326 total views