Jakarta – ENTAH apa jadinya jika nama Imam Yunianto tidak tercantum sebagai penerima hibah penelitian dari Majelis Pendidikan Tinggi Penelitian dan Pengembangan (Diktilitbang) Pimpinan Pusat Muhammadiyah yang bermarkas di Yogyakarta pada 24 Juli lalu itu. Apalagi, namanya tertera di posisi teratas, nomor 1 sebagai penerima sesuai dengan surat lampiran No : 0784/I.3/D/2021 HAL : PENGUMUMAN PENDANAAN PROGRAM RISETMU BATCH V TAHUN 2021 tersebut.
Dia hadir mewakili kampus Institut Bisnis Muhammadiyah (IBM) Bekasi. Padahal, di saat itu, dia terpaksa harus melepas jabatan Kaprodi (Kepala Program Studi) TI (Teknologi Informasi) karena dianggap tak punya kemampuan atau tak mumpuni di bidangnya. Nyatanya, hanya dialah satu-satunya yang lolos dari IBM Bekasi sebagai penerima dana penelitian tersebut.
“Kalau kampus saya sebelumnya paling sedikit 10 dosen lolos sebagai penerima dana penelitian. Kampus saya sebelumnya bukan Muhammadiyah. Sebenarnya sebelum saya di Bandung, saya ditawari jadi dosen sama Prof Yatno ngajar di Uhamka. Cuma saya tidak ingin jadi dosen yang jago kandang. Saya ingin jadi dosen tanpa embel-embel bahwa saya kader Muhammadiyah. Jadi di kampus bukan Muhammadiyah,” kata pria kelahiran Jakarta, 13 Juni 1978 ini.
Dia melanjutkan, “cuma saya agak tersinggung dengan pembicaraan pimpinan struktural yang tidak pada tempatnya saja di kampus (IBM Bekasi). Saya juga binggung dengan pendapat masalah kemampuan. Di kampus lama saya, saya tiga kali mendapatkan hibah penelitian dengan fokus TI. Apa kurangnya coba?”
Lulusan S2 Magister Managemen Uhamka dan S2 Universitas Budi Luhur Jakata Magister Komputer ini tak kecil hati disebut tak punya kemampuan. Yang penting saat ini dia sudah kesekian kalinya mendapatkan dana hibah penelitian dan kini akan mulai menatap mada depannya dengan melanjutkan studi S3 di Bandung atau Bogor.
Dengan berbagai pengalaman riset, seperti “Perancangan Sistem Informasi Quick Count (Studi Kasus Radiopanjakarta)” Hibah Penelitian Kemenristek Dikti, DPTM 2017 “ Pembuatan Tungku Elektrik, Cooler, dan Destilasi Bahan Kaca untuk Meningkatkan Kualitas Minyak Atsiri” Hibah Penelitian Kemenristek Dikti, Penelitian Dosen Pemula (PDP) 2018; “Perancangan Aplikasi E-Learning pada Pusat Kegiatan Belajar Mengajar (PKBM) Muhammadiyah Cempaka Putih” Hibah Penelitian Kemenristek Dikti, Penelitian Dosen Pemula (PDP) 2019 “Aplikasi Praktek Kerja Lapangan Berbasis WEB SMKN 1 Majalaya”, Hibah Penelitian Kemenristek Dikt/2021, Imam mengaku sebenarnya dia baru tahu ada dana hibah penelitian khusus untuk kampus Muhammadiyah.
“Sebenarnya di kampus lama saya, kami biasa diskusi untuk persiapan materi dana hibah tiap tahunnya. Jadi proposal hibah untuk tahun depan sudah kita siapkan satu tahun sebelumnya. Yang saya kirim untuk hibah Muhammadiyah kemarin itu materi untuk hibah Dikti. Dan sebenarnya bukan hanya uang yang dikejar, tapi semangat untuk meneliti yang saya kejar,” paparnya. (BK/zas)