Soal Bela Negara, Seni Budaya Indonesia, Sangat Adiluhung

Loading

BANDUNG – Ketua Dewan Penasehat Pencak Silat Gagak Lumayung TB Hasanuddin mengatakan seni dan budaya Indonesia, tidak terkecuali Jabar. Yang ada kaitannya dengan bela negara, acap terabaikan. Padahal, warisan budaya tak benda (Intangible Cultural Heritage), produk leluhur Indonesia, sangat adiluhung.

“Seni budaya kita, yang ada kaitannya dengan bela negara. Jarang orang menyentuh dan memperhatikannya. Seni dan budaya itu, produk leluhur kita,” katanya usai sarasehan budaya untuk bela negara di auditorium RRI Jln Diponegoro, Bandung, Sabtu (6/3/2021).

TB Hasanuddin, yang juga Ketua DPD PDIP Jabar mengatakan hal tersebut karena dia meyakini seni budaya Indonesia sangat adiluhung.

Di dalamnya, tambah TB Hasanuddin, sangat adiluhung, termasuk pembentukan karakter manusia Indonesia. Contohnya, kejujuran, persaudaraan, gotong royong dan harga diri.

Kemudian, kalau dilihat dalam budaya itu, ada seni silat yang mampu membentuk karakter serta fisik. “Karena yang namanya bela negara, tidak hanya mengangkat senjada melainkan bisa dengan mencintai negara,” ungkapnya.

Selain itu, mencintai negara juga menjadi sebuah kewajiba, dari warga negara. Termasuk didalamnya, sangat detail mencintai produk dalam negeri, mencintai lingkungan, dan mencintai seni budaya leluhur.

“Tidak korupsi itu bela negara juga, karena korupsi merugikan anak bangsa dan rakyat. Itu adalah bela negara,” terangnya.

“Oleh karena itu, saya mengapresiasi terselenggaranya sarasehan budaya untuk bela negara ini,” katanya.

Adapun terkait soal suasana perpolitikan di tanah air saat ini, Anggota Komisi I DPR RI mengatakan politikus itu seharusnya punya sebagai politikus saja, tetapi juga menjadi negarawan.

Mengingat, negarawan itu lebih mementingkan kepentingan bangsa dan negara, kepentingan rakyat, kepentingan umum, daripada kepentingan pribadi.

“Itu karakter negarawan,” katanya.

Selain itu, jelas TB Hasanuddin, dengan memahami seni dan budaya, politikus bisa membentuk dirinya menjadi negarawan tangguh.

“Dengan memahami seni dan budaya, para politikus akan menjadi, memiliki dan membentuk dirinya menjadi seorang negarawan yang tangguh,” pungkasnya. (St)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *